Palembang, Pelita Sumsel- Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung (Sumsel Babel) berupaya terus meningkatkan kesadaran perpajakan sejak dini dengan menggelar edukasi peningkatan kesadaran pajak di SMA Negeri Sumatera Selatan. Selasa (08/05).
Kepala Sekolah SMA Negeri Sumatera Selatan Ridwan Aziz dalam sambutannya mengatakan Denmark memiliki tingkat kebahagian warga yang tinggi hal ini karena tingkat kesadaran masyarakatnya akan pentingnya pajak sudah sangat tinggi. Di Denmark semua fasilitas baik pendidikan, kesehatan dan infrastrukturnya dijamin oleh negara yang dibiayai dari pajak yang cukup tinggi disana.
“Ramalan Indonesia di tahun 2030 tergantung dari kita, negara kita akan kuat bila kita semua sadar akan pentingnya pajak dalam kehidupan kita,” ujar Ridwan.
Plh. Kepala Kanwil DJP Sumsel Babel Richard Burton mengatakan pihaknya memberikan apresiasi atas dukungan dan kerjasama SMA Negeri Sumatera Selatan dalam upaya peningkatan kesadaran pajak yang sangat penting untuk membentuk kepatuhan pajak masa depan kalangan muda, khususnya siswa/siswi SMA Negeri Sumatera Selatan yang nantinya akan memasuki dunia kerja sekaligus menjadi wajib pajak.
“Kalian adalah generasi masa depan, calon pemimpin bangsa yang akan menentukan kemana arah negara Indonesia kedepan. Karna itu sangat penting sejak dini sudah sadar akan manfaat pajak untuk pembangunan bangsa dan negara,” terang Richard.
Hadir sebagai narasumber Dody Doharman Penelaah Keberatan Kanwil DJP Sumsel Babel dan M.Renaldi Pelaksana Seksi Bimbingan Penyuluhan dan Pengelolaan Dokumen yang juga alumni SMA Negeri Sumatera Selatan memulai menjelaskan tentang pentingnya pajak dalam pembangunan nasional.
“Pajak adalah tulang punggung pembangunan negara, karena belanja pemerintah 85% nya dibiayai dari perpajakan,” jelas Dody
Dody juga menjelaskan negara dapat diibaratkan sebagai rumah tangga dimana ada biaya belanja bulanan, sekolah anak-anak, biaya berobat dan bahkan perbaikan rumah, biaya tersebut ditutupi dari penghasilan kepala rumah tangga. Begitupun negara yang membutuhkan biaya besar untuk pembangunan infrastruktur, memberikan sarana kesehatan, pendidikan, pertahanan keamanan yang sumber pendapatannya dari perpajakan, menjual sumber daya alam dan utang.
M. Renaldi menambahkan negara tidak dapat mengandalkan sumber daya alam, yang akan habis dalam beberapa puluh tahun kedepan sementara bila menambah utang juga akan menambah beban negara dengan harus membayar pokok utang dan bunganya. Pajak adalah satu-satunya penerimaan negara yang tidak dapat habis, dengan bersama sama membayar pajak secara benar negara kita akan dapat mandiri.
Kegiatan yang dihadiri oleh 200 siswa/siswi dari kelas 10 dan 11 serta 15 guru SMA Negeri Sumatera Selatan berlangsung meriah, materi yang diberikan oleh narasumber diselingi dengan games-games seru dan menyenangkan. Pada bagian akhir kegiatan dipilih 4 orang siswa/siswi untuk menjelaskan kembali hasil dari apa yang dipaparkan oleh narasumber untuk menilai seberapa besar pemahaman para siswa tentang kesadaran perpajakan. (Fly)