FKB Sriwijaya Bersatu Diminta Jaga Kekompakan, Persaudaraan dan Silaturahmi

waktu baca 2 menit
Senin, 16 Apr 2018 15:19 0 174 Redaktur Pelita Sumsel

Jakarta, Pelita Sumsel-Silaturahmi dan peringatan Isra Mikraj di gelar oleh Forum Keluarga Besar (FKB) Sriwijaya Bersatu di sekretariat FKB Jalan Senayan 87, Jakarta Selatan, minggu (15/4)

Ketua Umum FKB Sriwijaya Bersatu Mirza Basa mengatakan selain untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan acara juga membangun motivasi agar anggota FKB Sriwijaya Bersatu memiliki semangat untuk melakukan hal yang terbaik sesuai bidangnya masing-masing,

“Supaya menjadi motivasi dan ajang silahturahmi bagi anggota FKB, dan menjadi pembelajaran kita semua” Ungkap Mirza.

Sementara itu, Ketua ICMI Pusat, Prof Dr Jimly Asshidiqqi memberikan tausiyah pada kegiatan mengatakan setiap muslim sudah seharusnya mengimpelementasi syahadat dalam kehdupan nyata sehari-hari. Implementasi syahadat akan mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi kaum muslim.

“Syahadat merupakan pengakuan paling mendasar dan penting seorang hamba kepada Allah Swt. Sebuah pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Pengakuan ini membuat muslim bergantung sepenuhnya hanya kepada Allah,” ,” Ungkap Jimly di hadapan audiens

Keyakinan ini, sambung Jimly, akan membuat setiap kaum muslim tahu bersikap dan dapat keluar dari berbagai persoalan hidupnya.

selain itu Jimly mengatakan ketika ada seorang audies menanyakqn soal rokok, Jimly menegaskan ketergantungan terhadap rokok dapat dilepaskan dengan konsep iman.

“Seorang muslim yang taat tak akan bergantung pada apapun termasuk merokok. Jika ia menyadari ketergantungan pada rokok merupakan dosa musrik karena ia sudah bergantung kepada bukan Allah, maka sanga besa kemungkinan ia tidak mau merokok. Namun, diakui Jimly, behenti merokok bukanlah hal perkara mudah,” tegas Pembina FKB Sriwijaya Bersatu ini

“Gunakan konsep iman, untuk erhenti merokok. Cara berhenti harus mendadak.Jika bertahap, akan dikhawatirkan akan mengulang  lagi,” kata Jimly.

Dicontoh,  dirinya sendiri yang berusaha berhenti merokok. Tiga kali dia berhenti, namun terulang lagi. Lama-lama Jimly berpikir kondisinya seperti itu menunjukkan dia sudah ketergantungan pada rokok. Dia sudah bergantung kepada bukan Allah. Saat itulah dia sadar itu sebuah dosa besar, dosa musryik.

Ketekunannya yang sangat besar akan dosa musryik akhirnya menuntuntnya untuk berhenti merokok.

“Ketergantungan itu cuma psikologis. Jadi kita berhenti merokok karena iman,” kata mantan Ketua Mahkamah Konstuti

Lebih lanjut,Seorang muslim yang benar-benar beriman juga tidak akan mau bergantung pada harta, kekuasaan, bahkan pemimpin.

Para pemimpin memang harus dipatuhi sepanjang itu tidak bertentangan dengan akidah.

“Saya minta para pengurus dan anggota FKB Sriwijaya Bersatu menjaga kekompakan, menjaga persaudaraan,  dan silaturahmi bersama,” Pungkasnya (yf)

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

LAINNYA