Palembang, Pelita Sumsel-Forum Partisipasi Publik Untuk Kesejateraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Sriwijaya secara resmi di deklarasi dan di kukuhkan oleh Gubernur Provinsi Sumsel yang diwakilkan Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Ir Permana di Ballroom Sriwijaya Hotel Swarna Dwipa Palembang Selasa (26/9) Adalah Nelly Rosdiana yang di kukuhkan sebagai ketua Forum PUSPA Sriwijaya
“Untuk Melindungi perempuan dan anak di lingkungan, peranan berbagai elemen dari masyarakat sangat penting, Forum Partisipasi Publik Untuk Kesejateraan Perempuan dan Anak (Puspa) Sriwijaya di bentuk dengan tujuan untuk mensosialisasi, melindungi dan membantu perempuan,”Ungkapnya di sela kegiatan
Dikatakan Cawako Palembang pada Pilkada 2013 lalu, Perempuan dan anak mesti dapat perlindungan, Forum Puspa Sriwijaya mencoba untuk melindungi perempuan dan anak, Pentingnya peranan kita untuk kesejehteraan perempuan terutama kepada orang tua dan anak, Forum Puspa Sriwijaya ini akan dapat menanggulangi kekhawatiran terhadap anak didik yang berdampak pada lingkungan sekitar
“Program Puspa ini merupakan arahan dari pusat, bersumber dari masyarakat untuk masyarakat sesuai dengan program kementerian. Forum ini dibentuk untuk lebih mengkondusifkan diskusi bersama untuk lebih terarah, maka terbentuklah forum perempuan yang ada,” pungkasnya
“Tujuan ini untuk mengurangi kesenjangan sosial antar masyarakat, meningkatkan peran keluarga, Kami akan memberikan support kepada kabupaten dan kota untuk mengkoordinir suatu wadah dalam meningkatkan kesejahteraan perwmpuan dan anak,”lanjutnya
Sementara itu, Gubernur Provinsi Sumsel melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum & Politik Permana mengatakan, Melalui Forum Puspa Sriwijaya ini supaya kedepannya lebih meningkatkan komunikasi kegiatan-kegiatan pemberdayaan perempuan dan anak, Provinsi Sumsel termasuk yang ke 10 yang sudah terbentuk, kedepannya diharapkan untuk lebih efektif sekaligus mengawasi dari pada anak didik kita.
“Kekerasan terhadap anak dan perempuan naik karena kurang adanya diskomunikasi antara orang tua dan anak sehingga hasilnya tabu,” jelasnya. (Putra)