Dua BUMD Palembang Dinilai Bocor, Harus di Evaluasi

waktu baca 3 menit
Jumat, 30 Des 2016 16:41 0 186 Redaktur Pelita Sumsel

Palembang, Pelita Sumsel– Ada kebocoran di dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Palembang yaitu PD Pasar Jaya dan PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) karena tidak mampu memenuhi target pencapaian PAD sebesar Rp 2,5 Miliyar hanya di angka Rp 277 jutaan dan Realiasi capaian PT SP2J yang nihil dari target Rp 450 juta. Penilaian ini di amati oleh Sosiolog Universitas Islam Negeri Raden Fatah , Drs. M Wijaya, M.Si, Ph.D saat di temui Jumat (30/12) di ruang kerja fakultas Ushuluddin UIN Raden Fatah

Kebocoran ini perlu ada evaluasi dan segera dilakukan  Walikota Palembang, penilaian ini, Menurut Wijaya, terjadinya Kebocoran dalam pengelolaan Managament PD Pasar Jaya dan juga PT SP2J, sehingga perlu dicermati dan dikritisi secara bersama.

“Angka pencapaian PD Pasar Jaya yang hanya Rp 277 jutaan itu sangat tidak realistis, mengapa kalau kita hitung perhari di Pasar 16 Ilir itu saja, retribusinya mencapai Rp 4 juta/harinya, kalau dikalkulasi dalam 3 bulan saja (90 hari) mencapai Rp 360 juta, maka logikanya capaian yang didapat dari PD Pasar Jaya itu sudah terpenuhi, itu baru dari pasar 16 ilir saja loh,” ungkap Wijaya

Lebih lanjut dikatakan Wijaya, bahwa lebih kurang ada 40 pasar yang tercover di bawah PD Pasar Jaya, tentunya sangat tidak rasional jika laporan pencapaian PD Pasar Jaya tersebut tidak mencapai target Rp 2,5 Miliyar.

“Makanya Pemerintah dalam hal ini, tidak hanya menerima saja tapi langsung cek ke lapangan kondisi pasar, dan melibatkan semua pihak terkait seperti Kepolisian, kejaksaan, dan aparat yang berwenang, dan ini dapat mengantisipasi kebocoran-kebocoran itu,” tegasnya.

Selain adanya indikasi kebocoran dalam pengelolaan management tersebut, menurutnya pihak management diisi oleh Sumber Daya Manusia yang Profesional dan berkompeten, namun karena adanya Politik Balas Budi, bahkan menurutnya Walikota juga perlu dipertanyakan dengan kebijakan tersebut.

“Makanya, untuk pihak management ini harus dikelola secara profesional, bukan karena politik balas budi sehingga membuat indikasi-indikasi kebocoran itu terjadi,” jelasnya.

Ditambahkan Wijaya, selain PD Pasar Jaya perlu juga diperhatikan terhadap pengelolaan PT SP2J, yang menurutnya jangan juga terjadi dendam politik dan politik dendam, sebab gagasan pembentukan PT SP2J tersebut pada masa Walikota sebelumnya, awalnya didirikan memiliki dua dimensi, yakni dimensi sosial dan dimensi komersial.

“Memang pada awal-awal tahun PT SP2J ini merugi, namun seharusnya di tahun keempat, kelima dan seterusnya ini sudah harus memiliki untung, misalnya dengan Transmusi yang operasionalnya dikelola SP2J, Kapal Putri Kembang Dadar, PT Pasar Sarana Rakyat, dan sebagainya, sudah logis jika PT SP2J memiliki Profit dan Suplay PAD cukup besar, tapi mengapa justru Nihil, semoga ini menjadi evaluasi bagi jajaran Pemerintah Kota Palembang untuk lebih baik” tutupnya. (daf)

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    LAINNYA