Membedakan Diare Akut dan Diare Kronis

waktu baca 3 menit
Senin, 26 Des 2016 06:03 0 202 Admin Pelita

PALEMBANG, Pelita Sumsel – Kebanyakan orang tidak dapat membedakan jenis diare yang dialaminya. Padahal dengan mengetahui jenis diare, penanganan dan pengobatannya pun bisa lebih efektif.

Perut yang sedang mulas dan BAB terus-menerus memang paling tidak enak. Melakukan apa pun rasanya serba salah. Harus sebentar-sebentar ke kamar mandi. Salah makan atau terlalu banyak makan cabai sering kali dianggap sebagai penyebabnya. Anda pun berpikir nanti juga hilang sendiri. Tapi jangan sepelekan, bisa jadi Anda terkena diare kronis!

Apa itu diare akut dan kronis?

Di dunia, diare merupakan penyebab utama kematian anak kurang dari usia empat tahun. Diare akut berarti diare yang berlangsung kurang dari dua minggu. Diare persisten adalah diare yang berlangsung dua-empat minggu. Sedangkan diare kronis apabila diare tersebut berlangsung lebih dari empat minggu.

Apa gejalanya?

Diare berarti terdapat perubahan konsistensi feses Anda dari padat menjadi encer atau berair, dan terdapat peningkatan frekuensi menjadi lebih sering. Tak hanya itu, terdapat beberapa gejala lain yang sering kali menyertai, seperti demam, mual, muntah, lemah, lesu hingga penurunan berat badan.

Apakah penyebabnya?

Kebanyakan kasus diare akut disebabkan oleh virus. Pada anak-anak, diare paling umum disebabkan oleh rotavirus dan norovirus. Selain virus, bakteri juga merupakan salah satu penyebab umum dari diare akut.

Sementara itu, diare kronis dapat disebabkan oleh gangguan pada saluran pencernaan (inflammatory bowel disease), gangguan pada usus besar (irritable bowel syndrome), infeksi, terapi radiasi, obat-obatan, diabetes, dan sebagainya.

Bagaimana penanganannya?

Kunci utama dalam mengatasi diare adalah asupan cairan yang cukup. Anda bisa mengonsumsi larutan oralit atau larutan gula-garam untuk membantu usus Anda mencerna lebih optimal. Hindari susu dan produk olahannya selama 24-48 jam karena bisa membuat diare bertambah parah.

Anda juga bisa mengonsumsi loperamide yang efektif untuk menghentikan diare. Namun, obat tersebut tidak boleh diberikan jika diare disertai darah atau demam tinggi. Jika penyebabnya bakteri maka diberikan antibiotik.

Kapan harus mengunjungi dokter?

Kebanyakan kasus diare akan hilang dengan sendirinya tanpa penanganan khusus. Namun diare yang parah dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi, terutama pada anak, bila tidak ditangani dapat mengancam jiwa.

Segeralah pergi ke dokter jika anak Anda:

  • Diare tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam.
  • Popoknya tidak basah dalam lebih dari tiga jam.
  • Demam lebih dari 38 derajat celsius.
  • Diare disertai darah.
  • Mulut dan lidah kering.
  • Menangis tanpa keluar air mata.
  • Mengantuk, rewel, dan tidak merespons.
  • Perut, mata, dan pipi cekung.
  • Kulit tidak segera kembali sewaktu dicubit.

Segeralah berkunjung ke dokter jika Anda (untuk dewasa):

  • Diare berlangsung lebih dari dua hari tanpa adanya perbaikan.
  • Anda mengalami gejala dehidrasi: haus berlebihan, mulut atau kulit kering, sedikit BAK, lemah, pusing, urine berwarna pekat.
  • Nyeri hebat pada perut.
  • Diare berwarna hitam atau disertai darah.
  • Demam lebih dari 38 derajat celsius.

(blq)

Sumber : klik dokter.com

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    LAINNYA