JAKARTA, Pelita Sumsel – Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin dan Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar menggelar rapat persiapan Conference Bonn Challenge di Operation Room Gedung Manggala Wanabakti Blok 1 Lantai 4 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Jakarta. Dalam kegiatan ini Sumsel siap menyelenggarakan Asia Pacific Bonn Challenge Conference 2017 mendatang. Pada tanggal 6 sampai 8 Februari 2017.
Perkembangan inisiatif Bonn Challenge, diluncurkan pertama kali pada tanggal 02 September 2011 oleh Germany dan The Internasional Union For Conservation( IUCN), merupakan gerakan global untuk merestorasi 150 juta ha lahan yang terdeforestasi dan terdegradasi sampai 2020, serta 350 juta ha sampai 2030. Bonn Challenge menyerukan negara-negara dan semua aktor swasta, masyarakat, NGOs, dan lainya untuk mencapai target tersebut sebagai alat untuk memenuhi beberapa tujuan internasional seperti CBD Aichi target 15, REDD+ UNFCCC, UNCCD dan SDGs.
Untuk mendorong komitmen dari berbagai kalangan di regional, Event Bonn Challenge diadakan di region, antara lain : Bonn Challenge for Latin America (20 Agustus 2015 dan 26 sampai 27 Agustus 2016) dan The Africa High Level Bonn Challenge Roundtable, Rwanda ( Juli 2016, dengan komitmen 11,5 juta ha)
Dasar Sumatera Selatan Menyelenggarakan Asia Pacific Bonn Challenge Conference, Gubernur Sumsel menawarkan pada Bonn Challange Meeting di Bonn 21 Maret 2015, yang dihadiri oleh Rachmat Witoelar (Utusan Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim). Tercantum dalam dokumen laporan Africa Bonn Challenge meeting di Kigali Rwanda, Sambutan Direktur IUCN pada America Latin Bonn Challenge Meeting Panama 23 Agustus 2016, yang dihadiri oleh Agus Justianto ( Staf Ahli Menteri )
Pada kesempatan ini Bonn Challenge untuk melihat sejauh mana perkembangan pemulihan hutan dan lahan gambut yang ada di Sumsel. Konsep kemitraan pengelolaan bentang alam/ekoregion ( KPE). Upaya untuk menjalin kemitraan multi aktor P4 (public private people partnership) untuk mengelola berbagai aktifitas dalam suatu bentang alam, secara terpadu, lintas sektor (kehutanan,perkebunan,pertanian), dan lintas wilayah admistratif (Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota , Provinsi, Pulau/region), dalam kerangka green growth ( protection dan production ) tujunya untuk melestarikan lingkungan, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
Terkait dengan kegiatan ini banyak hal yang sudah di persiapkan oleh Gubernur Sumsel antara lain, rapat koordinasi persiapan teknis dengan koordinator panitia lokal asisten IV, rapat koordinasi dengan mitra kerja green growth Sumsel untuk dukungan kegiatan (APP,Belantara,IDH,ZSL,WRI,GIZ bioclime), komunikasi dengan IUCN, blok 100 kamar hotel untuk tanggal 6-8 februari 2016, survei lokasi site visit rengas merah dan lalan, koordinasi untuk penyambutan peserta dan pelayanan selama berlangsung acara (kendaraan, venue meeting, teknis acara pembukaan, konsumsi, dll), mendesain untuk publikasi, film documenter, baliho, leaflet dll, berkoordinasi dengan beberapa Gubernur di Sumatera dan GCF Indonesia untuk forum ekoregion Sumatera, menyiapakan event organizer ( EO), koordinasi dengan KLHK dan K/L ditingkat pusat.
(ril/daf)
Tidak ada komentar