Syahrial Oesman: Pembangunan Manusia Harus Jadi Prioritas Di Sumsel

waktu baca 2 menit
Jumat, 11 Agu 2017 17:12 0 180 Admin Pelita

Palembang, Pelita Sumsel – Calon Gubernur Sumatera Selatan yang juga ketua DPW Partai Nasdem setempat, Syahrial Oesman menyatakan aspek penting pembangunan manusia. Mengutip berbagai referensi terpercaya, Syahrial menjelaskan

pembangunan manusia adalah sebuah proses pembangunan yang bertujuan agar mampu memiliki Iebih banyak pilihan, khususnya dalam pendapatan, kesehatan dan pendidikan. Demikian disampaikan Syahrial dalam bincang santai Kamis (10/8) bersama wartawan di kediamannya yang luas di kawasan Ogan Ilir, sekaligus menyampaikan rencanan pernikahan puteri pertamanya di lokasi tersebut pada Sabtu mendatang 12 Agustus 2017.

Pembangunan manusia sebagai ukuran kinerja pembangunan secara keseluruhan dibentuk melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup pertama, umur panjang dan sehat; kedua, pengetahuan dan ketiga, kehidupan yang layak. “Saya mengutip UNDP, tujuan utama pembangunan manusia adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif,” ujarnya.

Pemerintah provinsi dan kabupaten kota di Sumsel harus memerhatikan aspek pembangunan manusia ini. Memang ada ukuran-ukuran dan indeks yang tiap tahun diumumkan, namun Syahrial menekankannpada prosesnya bukan pada angka indeksnya. “Kalau pembangunan manusia menjadi prioritas, indeks pasti meningkat, pasti baik. Saya sendiri akan konsen ke persoalan ini khususnya menyangkut soal perekonomian pedesaan, kesehatan, lingkungan dan pendidikan,” ujarnya.

Syahrial menegaskan hidup orang Sumsel harus panjang umur, sehat, sejahtera dan bahagia. Semua itu sekarang ada alat ukurnya. Jika semua fokus bekerja dan menjalankan program pembangunan manusia ini secara kompak, serentak baik di desa, kecamatan hingga terus ke provinsi dan pusat, Syahrial meyakini IPM akan bagus dan tinggi.

“IPM tingkat provinsi itu merupakan penggabungan IPM tingkat Kabupaten Kota kemudian dibagi sejumlah kabupaten kota itu. Jadi memang harus koordinasi, harus kompak. Kalau timpang, ada yang tinggi terus lainnya rendah, ya hasilnya akan rendah,” pungkasnya. (ril/wwn)

LAINNYA