Bios 44 Diperkenalkan Di Bonn Challenge

waktu baca 2 menit
Sabtu, 13 Mei 2017 13:25 0 282 Redaktur Pelita Sumsel

OKI, Pelita Sumsel-Diwilayah Kodim 0402/OKI pada hari Senin tanggal 9 Mei 2017 telah dilaksanakan acara The  Asean Bonn Challenge Palembang South Sumatera Indonesia bertempat di hutan restorasi gambut Sepucuk lahan Perhutani Dishut Prov. Sumsel di Desa Kedaton Kecamatan Kayuagung Kabupaten OKI.

 

Tujuan dari rombongan delegasi Bonn Chalenge dari negara-negara Asean yang didampingi oleh Gubernur Sumsel H. Alex Nurdin, Bupati OKI, Dandim 0402/OKI dan Kapolres OKI meninjau hutan restorasi gambut Sepucuk ini adalah untuk melakukan riset dan penelitian hutan gambut yang dapat ditanami tanaman kayu jenis ramin, jelutung, meranti dan pulei rawa dengan luas area 20 Ha yang hanya ada satu-satunya di wilayah Indonesia.

 

Pada kesempatan ini para Delegasi Bonn Chalenge diberi kesempatan untuk menanam pohon jenis ramin, jelutung, meranti dan pulei rawa di area hutan restorasi gambut Sepucuk tersebut, di area hutan restorasi gambut ini juga telah di sediakan lahan Demontrasi Ploting (Demlot) oleh personel Kodim 0402/OKI yang telah diberi BIOS 44 untuk diperkenalkan kepada para peserta yang hadir dalam acara tersebut.

 

Dari beberapa peserta dan delegasi asing yang hadir menanyakan tentang BIOS 44 tersebut, selanjutnya dijelaskan oleh Babinsa Ramil 402-10/Kayuagung Serka Agus yang didampingi oleh pemandu bahasa. Dalam penjelasannya Babinsa mengatakan bahwa BIOS 44 merupakan mikro organisme yang berkembang dan membentuk jaringan (stuktur) tanah baru, pada awalnya BIOS 44 digunakan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi di wilayah Sumsel, dan kini sudah dikembangkan pada lahan pertanian dan perkebunan untuk meningkatkan produktivitas, yang semula lahan tandus/tidak subur menjadi subur.

Dari penjelasan Babinsa tersebut akhirnya para delegasi memahami tentang pengguaan dan manfaat BIOS 44, selanjutnya mereka menyempatkan diri untuk mencoba menanam tanaman di lahan yang sudah diberi BIOS 44 dan mereka merasakan ada perbedaan khusunya pada tingkat kepadatan tanahnya.(ril/yf)

 

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

LAINNYA