Palembang, Pelita Sumsel –
Keputusan pemerintah Indonesia untuk tidak memberangkatkan jamaah haji serta kebijakan pemerintah Arab Saudi yang hanya menerima jamaah domestik dan ekspatriat untuk musim haji 1442 H/2021 M membuat keinginan masyarakat untuk menunaikan ibadah haji kembali tertunda. Namun hal itu dapat diterima para calon jamaah haji dengan lapang dada dan ikhlas, termasuk calon jamaah haji asal Sumatera Selatan.
Firdaus Jamil misalnya. Calon jamaah haji asal Kabupaten Lahat itu meyakini, keputusan pemerintah untuk tidak memberangkatkan jamaah haji tahun ini semata-mata karena alasan kesehatan dan keselamatan jamaah haji.
“Saya secara pribadi menerima dengan ikhlas pembatalan keberangkatan jamaah haji tahun 2020 dan tahun 2021. Kita wajib berusaha dengan kekuatan yang ada, kita boleh berharap banyak. Namun ketentuan sepenuhnya ada pada Allah SWT. Manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang menentukan. Oleh karena itu, mari kita ikhlas dengan qodho dan qodar yang telah ditetapkan Allah sembari terus berdoa agar wabah virus Covid-19 cepat berlalu,” tutur Firdaus Jamil, ditemui beberapa hari yang lalu.
Firdaus bahkan menegaskan bahwa dirinya tidak akan meminta atau menarik uang setoran lunas biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) yang telah dibayarkan. Meskipun pemerintah membuka kesempatan bagi setiap jamah yang ingin menarik uang setoran lunasnya.
“Biarlah biaya tersebut tersimpan dan kami yakin kepada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bahwa uang itu aman. Mari kita berdoa dan berharap kepada Allah, tempat kita menggantungkan segala harapan. Semoga di tahun 2022 mendatang kita bisa beribadah ke Tanah Suci dengan aman, tenang, nyaman, dan diberikan kesehatan sehingga tercapai haji yang mabrur,” harap Firdaus.
Hal senada disampaikan Munawwir SQ. Calon jamaah haji asal Ogan Komering Ilir (OKI)yang juga merupakan pembimbing di salah satu KBIH tersebut menuturkan, penundaan keberangkatan haji tahun ini dan tahun 2020 lalu merupakan kehendak Allah SWT.
“Tidak ada sesuatu yang menimpa manusia di muka bumi ini kecuali atas kehendak dan iradah Allah. berkenaan dengan haji, berangkat atau tidaknya jamaah, semuanya karena ketentuan Allah. Sebagai insan yang beriman, kita para calon jamaah diminta untuk selalu bertawakkal, bersabar, dan berdoa kepada Allah SWT. Seandainya umur kita tidak sampai di tahun depan atau tahun depan tidak ada pemberangkatan lagi dan kita sudah pulang ke hadapan Allah SWT, kita mohonkan kepada Allah agar haji kita yang sudah mendaftar itu dicatat sebagai haji yang mabrur,” tutur Munawwir.
Dia juga mengajak calon jamaah haji untuk tetap bersabar, sembari berdoa semoga musibah Covid-19 dan musibah yang melanda Indonesia dan dunia segera dicabut oleh Allah SWT.
“Semoga dunia kembali normal seperti sedia kala. Berkenaan dengan ketidakberangkatan tahun ini, mari kita bersabar dan bertawakkal. Jangan termakan isu dan hoaks yang tidak bisa dipertanggung jawabkan, mari kembalikan semunya kepada Allah SWT,” tuntas Munawwir.
Sementara itu, salah satu calon jamaah asal Palembang, Hendri Wijaya, menuturkan bahwa keinginannya untuk berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci memang amatlah tinggi. Namun apa daya kondisi dan situasi tidaklah memungkinkan.
“Saya menerima dengan tulus dan ikhlas keputusan pemerintah ini. Saya percaya sepenuhnya pemerintah tentu akan memberikan layanan dan keputusan terbaik kepada seluruh warga negaranya,” ujar Hendri Wijaya.
“Kami yakin dan percaya kalau Allah menghendaki, tidak ada yang sulit. Penundaan ini pasti ada hikmahnya. Kami selaku warga masyarakat mendukung kebijakan pemerintah membatalkan keberangkatan jamaah haji tahun ini. Semoga tahun depan kita bisa berangkat dalam keadaan sehat walafiat dan diberikan kelancaran serta menjadi haji yang mabrur dan mabruroh,” timpal Budiman, calon jamaah asal Palembang lainnya. (RN)