Palembang, Pelita Sumsel-Puluhan Aktivis Lingkungan yang tergabung dalam aksi solidaritas pejuang dari gabungan dari Walhi Sumsel, MHI (Mahasiswa Hijau Indonesia) dan SP (Solidaritas Perempuan) Kendeng melakukan aksi Pasung Kaki dengan semen di simpang empat DPRD Sumsel jalan Kapt Arivai sabtu (25/3). Aksi ini untuk sikap solidaritas atas meninggalnya pejuang perempuan asal kedeng yang meninggal akibat menyemen kakinya untuk menyuarakan penolakan atas pembangunan pabrik semen di rembang jawa tengah.
Ketua Walhi Sumsel, Malik mengatakan hari ini Ada Lima sukarelawan melakukan aksi menyemen kaki di Aksi ini merupakan aksi solidaritas peduli Kendeng, untuk mengenang salah satu perempuan pejuang ibu patmi yang turut Aksi menyemen kaki di depan istana negara yang tutup usia pada 21 Maret lalu
“kita meminta pemerintah untuk perhatikan masalah ini, pembangunan pabrik semen ini pasti menghasilkan limbah berbahaya dan beracun, kita ketahui resapan air yang berdampak buruk pada kehidupan sosial budaya masyarakat setempat,” Katanya
sikap aksi ini, lanjut Malik adalah mengecam segala bentuk teror intimidasi dan politik adu domba dan kekerasan, terutama dengan meninggalnya ibu patmi yang memperjuangkan hak tanahnya
“”kami menuntut presiden untuk berpihak dengan masyarakat kedeng, mengecam tindakan pemerintah jawa tengah yang mementingkan pembangunan dengan model ekstraksi” Katanya
selain itu, Malik meminta pemerintah provinsi Sumsel untuk tidak memberikan izin pertambangan dan Batubara yang mengancam keberlangsungan sosial ekologis.
Lima Sukarelawan yang memasung kakinya yaitu Febrian putra sofa, Puspita indah sari sitompul, Ida ruris sukmawati, Ais dan yoga Sapriansyah. mereka rela di semen kakinya untuk ikut berjuang dan solidaritas atas perjuangan perempuan – perempuan yang berjuang mempertahankan tanah dari investasi asing yang ingin merampas hak mereka
Febrian putra sofa salah satu sukarelawan mengatakan hari ini ia mengecor kaki kami demi solidaritas untuk ibu Patmi yang meninggal di pasung di depan istana, “ibu patmi berjuang 10 tahun berjuang untuk penolakan pembangunan pabrik semen di kabupaten rembang jawa tengah,”Katanya
“kami berlima ada di sini atas solidaritas terhadap perjuangan ibu patmi yang berjuang atas hal tanah. ibu patmi adalah sosok pejuang perempuan yang tidak di perhatikan oleh pemerintah” tambah Ida ruris sukmawati Yang juga memasung kaki nya dengan semen (yf)
Tidak ada komentar