Dua Jembatan Penghubung Desa Pauh dan Translok Putus Diterjang Banjir

waktu baca 2 menit
Kamis, 13 Agu 2020 11:27 0 278 Admin Pelita

Muratara, Pelita Sumsel – Sebuah jembatan penghubung dua Dusun yakni Dusun 3dan Dusun 4 Translok Desa Pauh di Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara(Muratara) putus.

Akibatnya, aktivitas warga di dua dusun menjadi terganggu. Untuk beraktivitas sehari-hari, praktis warga hanya mengandalkan jembatan darurat yang terbuat dari kayu yang berada di sisi utara jembatan yang putus.

Meski sudah hampir 7 bulan putus, namun hingga kini belum ada perhatian sama sekali dari pemerintah.

Salah satu warga Desah Pauh, Abu Bakar mengaku putusnya jembatan disebabkan karena tergerus aliran air sungai yang berada di bawahnya. Kini warga pun mulai khawatir, jembatan darurat yang ada akan terbawa arus air. Terlebih saat ini mulai turun hujan, ketinggian air bisa mencapai hampir separuh badan jembatan.

“Ini warga terus terang mulai khawatir, jembatan darurat ini satu- satunya akses warga yang sewaktu-waktu bisa hilang. Karena jika turun hujan, air di sungai jadi tinggi. Apalagi posisi jembatan darurat berada di bawah jembatan yang ambrol, saya yakin pasti nanti akan hilang juga,” ucap Abu sapaannya.

Ia pun berharap agar jembatan bisa segera dibangun, mengingat jembatan tesebut menjadi akses satu-satunya warga untuk beraktivitas.

“Kalau mau muter jaraknya 15 kilometer. Jadi saya harap agar segera ada perbaikan. Jadi biar tidak menggangu aktivitas warga,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Nizar salah seorang tokoh masyarakat Desa Pauh menyayangkan kelalaian ambruknya jembatan.

“Desa Pauh adalah Desa yang mempunyai segalanya, beberapa perusahaan besar berada di desa pauh mulai dari perkebunan kelapa sawit hingga tambang minyak.

Menurutnya, bila dilihat secara kasat mata tidak sampai terjadi kelalaian, karena Dana CSR mampu mengatasi peasalah sepeleh tersebut.

“Dengan kejadian ini sangat disesalkan, kemana Dana CSR yang besar yang seharusnya mensejahterakan masyarakat sekitar,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Pauh Aziz mengungkapkan pasca jembatan tersebut putus, aktivitas warga di dua dusun menjadi terisolir. Kini jembatan hanya bisa dilewati untuk kendaraan roda dua saja.

“Dulu bisa dilewati roda empat, sekarang tidak, hanya roda dua, karena jembatan daruratnya tidak memungkinkan. Kalau mau lewat harus muter 15 kilometer lewat desa tetangga,” ucap Aziz.

Dari permasalahan itu, pihak pemerintah Desa Pauh sudah membahas dan melakukan rapat bersama dinas dan Perusahaan.

“Hasil dari rapat pemerintah bekerjasama dengan perusahaan akan melakukan pembangunan pada bulan Juli lalu, namun hingga saat ini belum ada pembangunan,” ungkap Aziz. (suw)

LAINNYA