Pengamat Ini Sarankan Kegiatan Studi Banding Kades se-OKU Timur Dikaji Ulang 

waktu baca 2 menit
Jumat, 29 Nov 2019 17:13 0 174 Admin Pelita

OKU Timur, Pelita Sumsel – Kegiatan studi banding tentang Bumdes dan Bimtek kapasitas Aparatur desa Kepala Desa Se-Kabupaten Ogan OKU Timur di Kota Bandung selama 4 hari 26 – 29 November 2019 menuai komentar di masyarakat.

Perlu diketahui, ditahun sebelumnya kades se OKU Timur juga melakukan studi banding ke Bali, namun belum terdengar membuahkan hasil yang menonjol dan signifikan dari studi tersebut.

Dari data yang dihimpun dilapangan, pada studi banding tahun 2019 ini setiap peserta harus membayar Rp. 6.500.000. Dalam satu Desa terdapat 2 peserta yang ikut. Hitung saja berapa duit dana desa yang dikeruk dalam kegiatan ini. 13 juta dikalikan 305 Desa dengan total Rp. 3.965.000.000.

Menanggapi hal tersebut, pengamat Kebijakan Publik di OKU Timur Eko Widodo, M,IP menilai, kegiatan studi banding Kades se-OKU Timur di bandung saat ini tidak tepat sasaran. “Kegiatan tersebut terkesan mubazir karena effect kemasyarakatan tidak terasa,” katanya saat dikonfirmasi Jum’at (29/11/2019).

Dirinya menuturkan, seharusnya setiap kebijakan (kegiatan) harus dipertimbangkan terlebih dahulu dari sisi input, output, outcome hingga impact nya. Menurutnya, jika kita komparasikan dari kegiatan serupa tahun lalu rasanya sangat disayangkan jika kegiatan ini di laksanakan lagi karena yang tahun lalu outputnya saja gak jelas apalagi outcome nya terlebih lagi impact terhadap masyarakat tidak terlihat sama sekali.

“Saran saya dikaji ulang lah kegiatan yang demikian ini (Studi banding dan Bimtek kapasitas Aparatur desa) mumpung ini baru gelombang 1,” ujar salah satu dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Sospol (Stisipol) di Martapura ini.

Menurutnya, kalau memang untuk peningkatan kapasitas kegiatan ini cukup dilaksakan di OKU Timur saja dengan mendatangakan narasumber, studi bandingnya difokuskan pada apa yang sudah jadi rencana matang dari setiap desa tentang bumdes misalnya bisa mencontoh di Kabupaten Pati yang bumbdesnya membuat kesepakatan usaha bersama antar desa membentuk unit usaha dalam bidang kesehatan.

“Jadi targetanya jelas, outcome nya jelas dan dalam jangka panjang juga impact nya dapat dirasakan masyarakat. Sudah saatnya sekarang pemangku kebijakan itu membuat kegiatan yang berorientasi Jangka panjang. Apa lagi di era keterbukaan informasi seperti sekarang ini sumber belajar banyak sekali dan bisa dilakukan kapan saja,” ujarnya. (fah)

LAINNYA