Kukuhkan Pengurus GOPTKI Sumsel, HD: Taman Kanak – Kanak Tungku Pertama Pendidikan

waktu baca 2 menit
Senin, 30 Sep 2019 15:50 0 189 Redaktur Romadon

Palembang, Pelita Sumsel – Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru yang juga Pembina Utama Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-Kanak Indonesia (GOPTKI)   Sumsel  mengukuhkan pengurus GOPTKI  Sumsel masa bakti 2015-2020, dengan Renny Devy Nasrun Umar sebagai Ketua DPD GOPTKI Sumsel, pada senin (30/9) siang di griya agung.

Dalam arahannya di hadapan para pengurus yang baru saja dilantik dan para tamu dari berbagai organisasi, HD mengatakan dalam setiap fase kehidupan ada fase tertentu yang harus dilewati setiap orang. Mulai dari masa dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.

“Taman Kanak-Kanak adalah tungku pertama untuk menggodok (mendidik) dan membangun karakter anak. Fase pendidikan di masa ini sangat berat, jika dibandingkan pada jenjang pendidikan di tingkat berikutnya”, jelasnya.

Lebih lanjut HD mengungkapkan fase pendidikan pada masa tersebut akan menentukan karakter seorang anak apakah akan menjadi anak yang sholeh atau sholehah, serta berakhlaqul kharimah . Pendidikan pada tingkat taman kanak – kanak merupakan pondasi untuk pendidikan di jenjang selanjutnya.

“Salut kepada para ibu yang baru saja dilantik sebagai pengurus GOPTKI. Para ibu memiliki tanggung jawab ganda. Tidak hanya mendidik anak-anak di institusi pendidikan saja, tapi juga mendidik anak-anak di rumah. MakaOl harus ada keseimbangan antara mendidik peserta didik di sekolah dengan mendidik anak di rumah, sebab menjadi guru adalah panggilan jiwa”, tuturnya.

Tak lupa kepada para tenaga pendidik TK , mantan Bupati Oku Timur dua periode itu berpesan dan menitipkan 3 hal penting yang harus dilakukan. “Hal pertama adalah harus menanamkan pendidikan agama sejak dini, upayakan untuk mencari guru agama tanpa anutan paham radikal. Kedua, tetap menjaga kearifan lokal apa pun bentuknya, baik itu bahasa atau budaya. Kita ketahui anak-anak jaman now tidak lagi mengenal permainan tradisional seperti bermain yeye, engkrang, bola bekel atau kelereng, juga lagu-lagu daerah seperti Dirun, misalnya. Hal ketiga adalah mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak, jika kita mampu mencegahnya seawal mungkin itu harus dilakukan tanpa perlu menunggu KPAI turun tangan. Oleh sebab itu, segera dalam waktu dekat saya akan memghidupkan kembali Komisi Perlindungan Anak di Sumsel”, tegas orang nomor satu di Sumsel itu.

LAINNYA