Palembang, Pelita Sumsel – Kebakaran hutan dan lahan (kathutla) di Provinsi Sumatera Selatan hingga kini mencapai 1.693 hektare. Dari jumlah itu, kebakaran lahan terparah terjadi di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dengan lahan 1.062,274 hektare yang terbakar.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan, Ansori, sampai saat ini lebih dari seribu hektare lahan yang terbakar itu tersebar di di sebelas wilayah di Sumatera Selatan.
“Dari 1.693 hektare lahan yang terbakar itu, paling banyak di Muba seluas mencapai lebih dari seribu hektare,” kata Ansori di Palembang, Senin (19/8/2019).
Dia menjelaskan, kemudian Kanupaten Ogan Ilir seluas 329,03 hektare, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) seluas 146 hektare, Ogan Komering Ilir (OKI) seluas 84,5 hektare, Banyuasin seluas 44,25 hektare, Musi Rawas 14,5 hektare, Muara Enim 5 hektare, Pagar Alam 3 hektare, Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan terdapat 2 hektare, Lahat 2 hektare, dan Lubuk Linggau 0,5 hektare.
Menurutnya, berdasarkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mencatat sebanyak 35 hotspot (titik panas) tersebar di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Sebaran titik panas ini terdeteksi per 19 Agustus 2019.
“Berdasarkan data titik panas di Sumsel yang bersumber dari Lapan, terdeteksi 53 titik panas di wilayah Sumatera Selatan,” ujap Ansori:
Ia menambahkan, puluhan titik panas tersebut tersebar di tujuh kabupaten dan kota di Sumatera Selatan. Rinciannya yakni Kabupaten Lahat (1), Muara Enim (1), Banyuasin (2), Musi Rawas (2), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur (2), OKI (8), dan Muba (19).
“Dari tujuh wilayah di Sumatera Selatan itu, yang tercatat terdeteksi paling banyak berada di wilayah Muba. Jumlah hotspot-nya mencapai 19 titik panas,” tutupnya