Pelita Sumsel – Dahulu para ibu hamil mempercayakan urusan persalinan di bidan-bidan terdekat dari tempat tinggal mereka. Namun kini seiring dengan majunya ilmu pengetahuan dan semakin banyaknya profesi dokter kandungan, pilihan untuk membantu proses persalinan pun semakin beragam.
Nah kira-kira mom zaman now lebih pilih melahirkan di bidan atau dokter kandungan ya? Survei yang dilakukan tim GueSehat terhadap 824 perempuan di seluruh Indonesia menemukan bahwa 638 responden (77,4 persen) kaum hawa memilih untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan. Ada beberapa faktor yang membuat bumil zaman now merasa lebih nyaman untuk mengonsultasikan kehamilannya kepada dokter kandungan.
Sekitar 60.3 persen atau sekitar 385 responden mengatakan bahwa ketersediaan fasilitas dan pelayanan yang lengkap merupakan faktor utama berkonsultasi dan menyerahkan urusan persalinan di dokter kandungan.
Faktor lain yang juga cukup menjadi pertimbangan adalah dokter kandungan dirasa memiliki kompetensi lebih baik dibandingkan bidan. Hal ini dipilih 31.2 persen atau 199 responden. Sedangkan 5,8 persen atau 37 responden memilih dokter kandungan karena dilatarbelakangi kondisi medis selama kehamilan.
Namun jika ditilik lebih lanjut, keberadaan dokter kandungan umumnya terpusat di kota besar. Hal inilah yang membuat fasilitas di layanan dokter kandungan lebih lengkap dibandingkan yang dimiliki para bidan.
Menurut dr. Ulul Albab, Sp.OG, selaku Sekretaris Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi (POGI) Cabang Jakarta, ada beberapa alasan para bumil harus mengonsultasikan kondisi kehamilannya ke dokter kandungan.
“Jika ada kasus-kasus tertentu dalam kehamilan atau persalinan, maka harus ditangani oleh dokter kandungan. Karena yang memiliki kompetensi itu adalah dokter spesialis. Selain itu, pemeriksaan USG saat ini juga hanya dapat dilakukan di dokter kandungan,” ujar dr Ulul.
Ia menambahkan, jika seorang bidan mampu melakukan pemeriksaan USG, ia tidak bisa bertindak sebagai seorang expertise atau menyimpulkan kondisi kehamilan.
Untuk saat ini, jumlah dokter kandungan di seluruh Indonesia sendiri yang sudah tercatat oleh POGI sekitar 4.036 dokter. Sayangnya, jumlah ini belum tersebar secara merata di seluruh Indonesia. Sebagian besar masih terpusat di kota-kota besar. Tidak heran jika akses untuk ke dokter kandungan masih menjadi pertimbangan bagi beberapa perempuan.
Namun meski dalam beberapa hal, misalnya fasilitas pelayanan, bidan dan dokter kandungan berbeda, nyatanya hal ini tidak lantas menjadikan peran bidan tergantikan oleh dokter kandungan. Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, sekitar 83 persen perempuan masih memeriksakan dirinya ke bidan.
Masih dari hasil survei yang sama, sekitar 22,6 persen responden atau sebanyak 186 perempuan masih memilih bidan sebagai jasa layanan kebidanan yang menangani kehamilan dan persalinan mereka.
Faktor utama para responden lebih memilih bidan karena biaya yang lebih terjangkau (27,2 persen atau 224 responden), keinginan untuk bersalin secara normal (26,7 persen atau 220 responden), perasaan yang lebih nyaman karena ditangani oleh perempuan (20,6 persen atau 170 responden), dan tidak perlu harus mengantre seperti saat ke dokter kandungan (13,5 persen atau 111 responden).
Disampaikan Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Emi Nurjasmi, M. Kes., bidan di Indonesia dan hampir di seluruh dunia memang sebagian besar perempuan. Bidan bertindak memberikan asuhan yang berkelanjutan, meliputi sebelum hamil, saat hamil, setelah melahirkan, bahkan hingga pasien pulang ke rumah.
“Bidan biasanya melakukan day home visit atau home care. Nah, kalau lelaki kan jadinya kurang nyaman dan malah terbatas untuk melakukan follow up lanjutan,” ujar Emi.
Menentukan pilihan untuk menggunakan jasa tenaga bidan atau dokter kandungan memang bukan hal mudah. Ada sejumlah pertimbangan yang harus dipikirkan terlebih dulu oleh para calon ibu.
Baik bidan maupun dokter kandungan, keduanya memiliki kompetensi serta ruang lingkupnya masing-masing. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan keduanya, ada pula yang hanya dapat dilakukan oleh salah satu profesi saja. Meski begitu, bukan berarti hal tersebut menjadi faktor untuk menggantikan salah satunya.
Bidan dan dokter kandungan, keduanya merupakan tenaga kesehatan di bidang kebidanan yang saling mendukung dan bekerja sama di bidang persalinan. (*)
Sumber : Suara.com