Bali, Pelita Sumsel– Society of Renewable Energy (SRE), sebuah organisasi anak muda yang bergerak di bidang perubahan iklim menyediakan program pendukung inovasi percepatan transisi energi. Mereka menyediakan beberapa pengembangan kapasitas generasi muda melalui kolaborasi multi institusi.
“Jadi kita tahu bahwa target global dan Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050 dan secara global 2060 atau lebih cepat di Indonesia. Dengan kata lain kita memiliki peran untuk menjembatani kesejangan menyediakan program pendukung dan menciptakan inovasi,” kata Co-Founder SRE, Zagy Berian dalam diskusi daring Forum Merdeka Barat 9, Minggu (13/11/22).
Zagy optimis, masa depan dunia akan diisi oleh generasi muda yang ia sebut sebagai wajah nol emisi bersih atau net zero emision. “Jadi saya pikir pemuda akan menjadi wajah nol emisi di masa depan.”SRE sendiri, Zagy menambahkan, selalu menerapkan metodologi empat langkah dalam memberikan edukasi dan pemahaman kepada generasi muda untuk peduli pada isu lingkungan.
“Kami membantu generasi muda dari tingkat kesadaran pemahaman teoritis hingga memberikan pengalaman nyata bagi mereka dan juga pada tingkat sintesis”, tambah Zagy.
Pada tingka kesadaran, jelas Zagy, pihaknya ingin menciptakan pendidikan yang lebih inklusif bagi generasi muda. Sementara pada pemahaman teoritis, pihkanya mendorong kaum muda untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang transisi energi dan mitigasi ikllim.
“Kami menyediakan keahlian kami untuk beberapa solusi teknologi dan juga membantu mereka untuk mendukung mereka mempelajari lebih lanjut tentang transisi energi,” paparnya.
Pada langkah ketiga, terang Zagy, pihaknya memberikan pengalaman praktis atau nyata. Banyak anak muda yang meminta SRE untuk memberikan pengalaman nyata di lapangan. “Jadi kami menyediakan platform untuk menggabungkan karyawan dan pencari kerja.”
Langkah terakhir, lanjut Zagy, adalah khusus untuk Indonesia, pihaknya menyediakan mitra kerja untuk membantu kaum muda yang memiliki ide cemerlang mengenai keahlian teknologi keuangan dan sebagainya. Termasuk para akademisi hingga praktisi dari lembaga keuangan.
Lebih lanjut Zagi mengingatkan agar peran pemuda harus dioptimalkan untuk menciptakan inovasi-inovasi baru sehingga kesenjangan dalam berbagai aspeknya dapat diatasi.
“Pusat dari gerakan tersebut ada pada generasi muda. Dengan kata lain, generasi muda memiliki peran yang dapat menjembatani kesenjangan, menyediakan program pendukung dan juga menciptakan inovasi. Generasi muda akan menjadi wajah nol emisi bersih di masa depan,” pungkas Zagy.
Dari gelaran G20 ini, Zagy berharap pemerintah dapat memberi ruang dan mendorong generasi muda dalam pembuatan kebijakan, utamanya dalam sektor energi terbarukan.
“Pemerintah harus melibatkan generasi muda dalam pembuatan kebijakan terkait sektor energi terbarukan di Indonesia,” harapnya.
Minggu (13/11/2022).(YF/ril)