Palembang, Pelita Sumsel – Mall besar di Palembang, yakni Palembang Square Mall, Palembang Square Xtension Mall, Palembang Icon Mall, Palembang Indah Mall dan Palembang Trade Center (PTC) Mall serentak tutup sebagian.
Mulai Rabu (28/07) , menyusul edaran Surat Walikota yang mewajibkan Mall mengikuti aturan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Penutupan dilakukan hingga 2 Agustus, mendatang.
Tutupnya sejumlah Mall secara serentak itu mengikuti aturan PPKM level 4 di kota Palembang, yakni semua Mall wajib menutup tempat usahanya kecuali supermarket yang menjual sembako dan kebutuhan pokok lainnya, apotek dan toko obat-obatan serta restoran.
Selain tiga jenis itu, maka wajib tutup. Atas dasar itulah, Marketing Communication PS-PSX Mall, Intan Indirayani mengumumkan keputusan pahit tersebut kepada sejumlah penanggungjawab tenant dan pemilik usaha pada kedua Mall tersebut.
“Mengikuti surat edaran Walikota, maka semua operasional Mall tutup, kecuali Carrefour yang menjual sembako, apotek dan obat-obatan serta restoran dan tempat makan. Restoran tetap buka akan tetapi hanya melayani take away atau tidak makan di tempat,” ujar Intan, Selasa (26/7).
Pihak management mengaku tidak punya pilihan lain untuk menekan laju pertumbuhan Covid 19, serta mentaati surat edaran Walikota. Pihaknya juga memandang perlu mengutamakan kesehatan para pengunjung.
Namun bagi pengunjung yang akan belanja kebutuhan pokok, makanan dan obat-obatan, pihaknya tetap akan membuka satu akses pintu masuk.
Untuk di PS Mall, pengunjung yang ingin belanja ke Carefour bisa melalui pintu selatan atau di lantai dua menuju Carefour.
“Lima pintu keluar masuk PS Mall kita tutup, kecuali di pintu selatan lantai dua menuju Carefour tetap kita buka. Ini khusus pengunjung yang mau belanja kebutuhan pokok, obat-obatan dan makanan,”katanya.
Lebih lanjut, kata dia, untuk di Psx Mall, pintu yang dibuka adalah pintu utama di jalan Angkatan 45 langsung menuju Hypermart. Langkah ini dilakukan agar kebutuhan masyarakat pada konsumsi yang bersifat esensial tetap terpenuhi.
Hanya saja, pihaknya tetap akan melakukan pembatasan jumlah pengunjung, yang hanya diperbolehkan 50 persen saja dan mereka yang masuk wajib mengenakan masker dan mematuhi aturan prokes yang ketat.
Jam operasional untuk layanan restoran, supermaket dan obat-obatan dibatasi hingga pukul 20.00.
Kondisi yang sama juga berlaku di Palembang Icon Mall, yang operasionalnya hanya dibuka sebagian hingga pukul 20.00 setiap hari.
Marketing Communication Palembang Icon Mall, Edo merinci layanan yang tetap dibuka hingga 2 Agustus mendatang, yakni restoran dan food baverage tetap dibuka hanya saja khusus untuk layanan take away atau dibawa pulang dan dilarang makan di tempat. Juga gerai yang menjual obat-obatan dan supermarket, foodmart tetap buka.
“Akses pintu keluar masuk hanya kita buka satu pintu saja di pintu utama dekat PSCC. Pengunjung yang datang juga akan kita batasi maksimal 20 orang serta wajib masker dan mentaati aturan prokes, “katanya.
Sementara General Manager PIM Mall, Ongki Prastianto mengatakan hal yang senada.
PIM Mall juga akan tutup sebagian dan hanya membuka satu pintu akses, khusus untuk pengunjung yang ingin belanja di Hypermart. Pintu yang dibuka adalah di lantai basement langsung menuju Hypermart.
Layanan terbatas itu juga berlaku untuk gerai makanan, restoran dan apotek. Selain itu, tutup semua.
“Mungkin hanya lantai basement saja yang kita buka. Kita ikuti semua aturan pemerintah, operasional terbatas ini kita buka hingga pukul 20.00 dengan kapasitas 50 persen saja pengunjung,” ujarnya.
Kondisi tutupnya Mall itu menjadi keputusan pahit bagi sejumlah pelaku usaha di mall. Seperti yang diungkapkan Dewi, salah satu pemilik usaha baju di Palembang Square Mall. Mereka dihadapkan pada keputusan sulit, mall tutup berarti usaha akan tutup juga. Meski hanya bersifat sementara namun ancaman kerugian sudah didepan mata, mulai dari bertumpuknya pakaian dan tidak ada lagi omzet yang masuk, meski pihak Mall sudah melakukan penyesuaian harga sewa.
“Namanya industri fashion ini kan harus gerak terus, kalau mall tutup otomatis produk kita tidak terjual, menumpuk dan lama-lama bisa ketinggalan zaman dan tidak dilirik lagi konsumen. Belum lagi nasib karyawan yang jadi menganggur. Saat ini saja omzet kita sudah turun, ditambah Mall tutup juga,” kata dia.
Dirinya mengaku semakin bingung. Menurutnya, barang menumpuk banyak sekali sekarang, seharusnya pemerintah juga peduli terhadap keberlangsungan nasib para UMKM, melalui pemberian subsidi karena kondisi ini diperkirakan akan berlanjut dalam waktu yang lama.
“Katanya nanti ada subsidi untuk pelaku usaha di mall. Tapi kita juga belum jelas, bentuknya seperti apa,” ucap wanita yang sudah membuka usaha sejak 12 tahun lalu.
Dewi mengatakan tutupnya sejumlah Mall mengingatkannyan pada kondisi saat virus Covid 19 pertama kali masuk Palembang, Februari 1,5 tahun lalu. Kondisinya pun hampir sama, dimana semua Mall tutup beroperasi. “Kayak mengulang kondisi awal covid 19 dulu. artinya penanganan pemerintah itu mundur juga.
“Usaha kita 1,5 tahun lalu juga tutup karena Mall tutup PSBB . eh sekarang malah terulang lagi,” tutur dia.
Meski begitu dia tidak punya pilihan lain selain menerima keputusan tersebut dengan lapang dada, karena kondisi kesehatan juga wajib diutamakan.
“Kalau bisa kita berpikir jangka panjang saja. Kalau terus seperti ini tanpa solusi bisa jadi PPKM akan terus berlanjut, lanjut dan lanjut terus. Ancaman hancurnya usaha kami pun sudah di depan mata padahal kami juga butuh makan,” katanya.
Dia berharap pemerintah mengambil keputusan cepat untuk langkah penanganan jangan sampai PPKM berkepanjangan justru akan melumpuhkan sektor perekonomian masyarakat.
“Berdamailah dengan Covid 19, caranya dengan menjalankan prokes yang ketat. Kalau semua orang sadar dengan hal ini, mudah-mudahkan kondisi menakutkan seperti ini tidak terulang terus, ” Pungkasnya. (RPS)