Gambar_Langit Gambar_Langit

HD Launching 1.000 Buku Hasil Karya Penulis Buku se-Sumsel

waktu baca 4 menit
Kamis, 3 Des 2020 09:52 0 95 Redaktur Romadon

 

Palembang, Pelita Sumsel – Dalam rangka peringatan hari guru nasional tingkat pmPropinsi Sumatera Selatan dan meningkatkan kualitas pendidikan Sumsel, Gubernur Sumatera Selatan H.Herman Deru, launching program One Teacher One Inovation sekaligus launching 1.000 Judul Buku Hasil Karya Penulis Buku se Sumsel yang digelar di Aula SMKN 2 Palembang, Rabu (2/12/2020).

HD berharap dengan program tersebut agar sekolah sekolah di Sumsel dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi yang akan menghasilkan dampak baik terhadap pembangunan di Sumsel.

“Peringatan hari guru nasional ini jangan sekedar seremonial saja atau cuman berulang tahun saja tapi guru harus produktif, Dan di hari ini juga saya melaunching 1.000 judul buku, hasil karya penulis se Sumsel. Ini merupakan bentuk partisipasi para penulis dalam mendukung program kerja one teacher, one inovation,” jelasnya.

Suatu kebanggaan di tengah Pandemi Covid-19 para penulis buku masih dapat berkarya, ini menunjukkan bahwa Sumsel masih tetap produktif di tengah Pandemi seperti saat ini, apalagi di kerjakan di masa WHF.

” Semua guru bertekad 1 guru 1 inovasi, ini gak gampang, nanti tahun depan pada hari guru nasional, saya akan tagih apa inovasi yang dibuat guru. Ini tidak membatasi guru pada level sekolah, namun untuk semua tingkatan guru dari SD, SMP hingga jenjang SMA dan SMK. Mudah mudahan inovasinya bermanfaat,” katanya.

Untuk vaksin yang akan di berikan, guru dan para murid menjadi salah satu prioritas.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan Riza Pahlevi menuturkan, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mewajibkan setiap guru mempunyai one teacher, one inovation. “Karena tanpa one teacher, one inovation, seorang guru akan akan ketinggalan,” katanya.

Apalagi kata Riza, kemarin-kemarin diterapkan, work from home. Itu kan waktunya banyak kosong, jadi dari pada kosong lebih baik dimanfaatkan dengan menulis.

Riza menjelaskan, kreatifitas, dan inovasi seorang guru memang sangat di butuhkan, terutama pada masa pandemi seperti sekarang. Karena belajar dalam jaringan (daring) ini kan semua siswa itu sudah merasa, bosan, jadi bagaimana agar para guru bisa membuat bahan ajar itu agar menarik, dan ini di butuhkan suatu kreatifitas dan inovasi.

Lebih lanjut dia menuturkan, inovasi-inovasi itu seperti Jaringan Aplikasi Online (Jengkol), dan Jaringan Pembelajaran Daring (Japri).

“Guru harus punya inovasi-inovasi tersebut, kalau siswa saja bisa berinovasi apalagi guru,” ujarnya.

Untuk di bulan Januari akan ada belajar tatap muka, sesuai dengan surat edaran Gubernur. Namun ini bukan di wajibkan dan bukan di haruskan tapi di perbolehkan, nanti nya diserahkan kembali ke sekolah.

“Untuk kota Palembang semua gugus tugas itu siap menerima izin dari pihak sekolah tentu pihak sekolah sudah introspeksi dini dulu, sudah siapkah satu protokol kesehatan, kedua jika sudah siap mereka mengadakan rapat koordinasi bersama pihak sekolah dengan orangtua/wali murid,” katanya.

Hasil kesepakatan itu nantinya apakah mau tatap muka atau masih daring, jika di sepakati tatap muka, maka dari itu orang tua/wali murid harus membuat izin secara tertulis, bahwa anaknya bersedia untuk tatap muka, lalu pihak sekolah membuat surat izin kepada gugus tugas tembusan ke provinsi.

“Nanti pihak gugus tugas memferifikasin, mengecek kesiapan infrastruktur dan kesiapan protokol kesehatan, jika siap di nyatakan bisa, maka bisa bertatap muka,” katanya.

Namun itu juga tidak permanen tatap muka nya, nanti di lihat dalam satu dua bulan kedepannya apakah ada tidak kelas terbaru, jika ada tentu dengan sendirinya tentu belajar dari rumah lagi.

“Tatap muka tidak hanya dengan sekolah saja, pasti ada rapat koordinasi dengan instansi terkait antara lain dengan dinas kesehatan, Kominfo, Pol PP, Pihak kepolisian dan orang tua/wali murid, saya yakin tentu di lingkungan sekolah itu ketua protokol kesehatan nya, tapi waktu mereka pulang atau pergi apakah anak ini langsung atau masih mampir ketempat lain nya, dan itu bukan lagi tanggung jawab pihak sekolah lagi, namun sudah tanggung jawab masyarakat,” katanya.

Jika kerjasama ini baik, kemungkinan tidak terjadi kelas baru jika bertatap muka nanti, karena dengan sekolah digital di masa pandemi Covid -19 ini tidak ada satupun bisa menggantikan kehadiran guru tatap muka dengan apapun canggih nya alat digital.

“Karena digital belum bisa mengajarkan karakter, maka perlu tatap muka,” ujarnya.(RPS)

LAINNYA