PERMAMPU Gelar Seminar Virtual Pertanggungjawaban Publik 

waktu baca 4 menit
Selasa, 1 Sep 2020 21:14 0 188 Admin Pelita

Palembang, Pelita Sumsel – 8 LSM Perempuan di pulau Sumatera yang tergabung dalam Konsorsium Perempuan Sumatera Mampu (PERMAMPU) menggelar Seminar Virtual Pertanggungjawaban Publik Konsorsium PERMAMPU “Suara Perempuan Akar Rumput dan Pendukung untuk Komitmen dan Keberlanjutan Advokasi HKSR Perempuan di Sumatera”, Senin (31/08).

Seminar tersebut adalah untuk menjawab sejauh mana keberhasilan PERMAMPU  terkait penguatan kepemimpinan perempuan akar rumput untuk penghapusan kemiskinan mellaui perlindungan dan pemenuhan HKSR perempuan, khususnya perempuan dan perempuan muda di pedesaan dan perempuan miskin kota.

Seminar virtual yang dihadiri sekitar 100 orang, dimoderasi Sonya Helen Sinombor (jurnalis senior kompas) menghadirkan pembicara kunci (keynote speaker), Menteri Pemberdayaan Perempuan dalam Perlindungan Anak (Kemen PPPA) yang diwakili oleh Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Agustina Erni.

Dalam sambutannya, Erni mengapresiasi yang sebesar-besarnya kepada para perempuan yang ada di forum tersebut.

“Apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para perempuan yang ada di forum ini bicara mengenai HKSR, dan apresiasi kepada wakil-wakil dari pemda yang sudah bekerja sama dengan seluruh organisasi masyarakat, NGO-NGO yang sudah bergerak dan menunjukkan hasil yang sangat positif melalui kerja-kerja mereka”, ujar Erni. 

Erni mengakui bahwa bicara HKSR bukan hanya untuk kaum perempuan, tetapi juga laki-laki mengambil peran yang sangat penting terkait perlindungan dan pemenuhan HKSR.  

“Harapannya ini bisa menjadi best practice, dan menjadi contoh di provinsi-provinsi lainnya. HKSR sudah betul-betul menjadi komitmen bersama, karena ini sudah tercantum dalam konferensi internasional tentang kependudukan dan pembangunan, juga ada konferensi perempuan tingkat ke-4, dan ini juga merupakan bagian dari SDG’s”, tambahnya.

Dengan mengangkat tagline “PEREMPUAN SUMATERA, OTONOM, SEHAT, DAN KREATIF”, seminar ini dilakukan untuk menjawab sejauh mana keberhasilan PERMAMPU terkait penguatan kepemimpinan perempuan akar rumput untuk penghapusan kemiskinan melalui perlindungan dan pemenuhan HKSR perempuan, khususnya perempuan dan perempuan muda di pedesaan dan perempuan miskin kota.

Koordinator PERMAMPU, Dina Lumbantobing mengatakan sejak tahun 2015, PERMAMPU telah melakukan advoksasi HKSR perempuan melalui penguatan kepemimpinan akar rumpur di 34 kabupaten/kota di 8 propinsi wilayah Sumatera.

“Di tahun 2013, Konsorsium PERMAMPU melihat peluang bahwa konsorsium ini bisa bekerja untuk isu yang sangat mendesak untuk perempuan, yaitu hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR), selama ini seringkali perempuan hanya dilihat dari reproduksinya”, kata Dina.

Dina mengatakan, PERMAMPU telah melakukan penelitian di tahun 2014 terkait hal ini. Hasil dari penelitian tersebut melahirkan design program. Hak-hak perempuan untuk kesehatan seksual dan reproduksi adalah mendasar untuk dapat bergerak menuju penguatan diri, untuk mampu berjuang melawan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan yang membuat perempuan miskin dan dimiskinkan, dan untuk dapat mencapai kesetaraan dan keadilan gender. 

Sepanjang lima tahun terakhir, Konsorsium PERMAMPU telah menerbitkan beberapa dokumentasi, diantaranya: newsletter PERMAMPU (11 edisi), e-book (tentang penguatan ekonomi, OSSL&L, dan buku tentang perempuan potensial), 5 modul (kursus dasar CU, ekonomi rumah tangga, pendidikan kritis covid, kader, dan komunikasi asertif). Beberapa dokumentasi lainnya yakni buku tentang pegangan pelaksanaan RAT/CU/koperasi, dan buku tentang advokasi masyarakat adat nias. Selain itu, PERMAMPU juga memembuat booklet, flipchart dan memproduksi video sebagai bahan pendidikan kritis dan penyadaran bagi perempuan akar rumput.

Beberapa capaian dalam advokasi HKSR di 8 provinsi dan 34 kabupaten/kota di Sumatera, salah satunya yang dirasakan Rita Safarlasia yang merupakan anggota CU Selanting Jaya Dampingan WCC Palembang.

“CU telah mengubah pola pikir, maksudnya dari yang biasanya pinjam uang langsung dimanfaatkan, jadi menciptakan modal dulu dengan menabung secara rutin. Kalau sudah ada modal atau tabungan baru memanfaatkan atau meminjam. CU juga mengubah kebiasaan dari yang selama ini tidak terbiasa menabung menjadi biasa menabung. Selain itu CU juga mengajarkan kami pembukuan, dimana setiap pertemuan bulanan, disaat penabungan, bendahara selalu memberikan informasi kemajuan atau posisi keuangan CU”, tutur Rita. 

Rita juga mengatakan, setahun sekali RAT digelar secara terbuka dimana para anggota dapat mengetahui apa saja yang terjadi dan berkembang di CU. 

“CU juga menambah pengetahuan dan wawasan, menguatkan rasa persaudaraan dan adanya saling kerjasama, yaitu melalui setiap diskusi kritis bulanan, kegiatan pelatihan, rapat maupun aksi kolektif yang rutin digelar, misalnya pada peringatan hari perempuan internasional, kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan”, tambahnya. 

Tahun 2017, PERMAMPU sudah melaunching buku tentang pemahaman dan kesadaran mengenai seksualitas. Sementara itu, terkait penguatan ekonomi Konsorsium PERMAMPU telah membuat buku dalam bentuk digital tentang Credit Union (CU).

“Buku Penguatan Ekonomi dan 2 tentang CU, sudah ditulis. yang pertama e-book, yang ke-2 akan selesai cetak dalam minggu ini”, ujar Dina Lumbantobing. 

Dina juga menambahkan, terkait pilkada serentak 2020, PERMAMPU juga akan melakukan pendidikan politik.

“Pendidikan Politik akan dilakukan dalam bulan-bulan depan, menjelang pilkada, paling tidak untuk para kader (karena keterbatasan dana), supaya disebarkan ke para pemilih, terutama perempuan”, katanya.  (jea)

LAINNYA