Gambar_Langit Gambar_Langit

Anjlok, Harga Pisang Gadis Tak Semanis Rasanya

waktu baca 2 menit
Rabu, 13 Mei 2020 22:24 0 438 Admin Pelita

OKU Selatan, Pelita Sumsel – Dampak Terjadinya Corona Virus Disense (Covid) 19, membuat harga buah pisang di tingkat pengepul ikutan Anjlok saat ini.

Harga Pisang gadis khususnya, dari harga jika dalam keadaan normal Rp 1500 kg, namun saat ini harga buah pisang gadis di tingkat pengepul buah pisang, dihargai dibawah Rp 1000 kg atau harganya sekarang hanya Rp 800 kg

Anjloknya rata rata Harga buah pisang saat ini, terutama pisang gadis, sudah sejak dua minggu terakhir, terutama sejak wabah virus corona yang melanda negara ini semakin merebak.

Arfani, seorang pengepul buah pisang, warga Kecamatan Buana Pemaca Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan,dibincangi Pelita Sumsel,Rabu (13/5) mengatakan, selain harga buah pisang saat ini rata-rata turun serta anjlok, untuk pembelian buah pisang dari para petani pisang langganan yang biasa menjual buah pisang kepada dirinya saat ini juga dibatasi.

“Karna selain pasar Betung di Kabupaten Muba tempat penjualan buah pisang di tutup saat ini, sementara untuk penjualan ke pasar pulau jawa kondisinya saat ini juga telah banyak ditutup oleh Pemerintah di sana gara gara adanya corona ini,”jelasnya.

Anjloknya harga buah pisang dampak dari adanya wabah virus corona, dikeluhkan para petani pisang.

Karna harga buah pisang terutama pisang gadis murah serta anjlok tersebut, bahkan sebagian petani buah pisang lebih memilih tidak memanen buah pisang di kebun milik mereka dan dibiar masak buah tersebut dibatang.

“Susah galo dibuat virus corona saat ini, selain harga pisang murah serta anjlok,tempat menjual pisang ke pengepulpun sekarang selain mereka membelinya dibatasi, juga kadang menolak untuk membeli buah pisang dari petani, karna mereka memilih untuk menstop sementara usaha mereka untuk membeli buah pisang dari petani saat ini, akibat sulitnya penjualan di luar daerah, lihatlah sendiri buah pisang di kebun ini telah masak dibatang,” tutur serta keluh seorang petani pisang, Rian, warga Buana pemaca.(DK)

LAINNYA