Muara Enim, Pelita Sumsel -Masih beroperasinya lokalisasi diwilayah Sungai Tebu (STB) Muara Lawai Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan ditengah pandemi Covid-19, dan suasana Ramadhan 1441 H mendapat kecaman dari beberapa Organisasi Masyarakat(Ormas)Islam yang ada di Muara Enim tersebut.
Salah satunya ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhamadiyah (PDPM ) Muara Enim Yones Tober ST. mengecam dengan tegas atas masih dibukanya lokalisasi tersebut “Ya, kita mengecam masih beroperasinya hiburan malam di STB Muara Lawai itu. Padahal saat ini situasi masih wabah virua corona dan masih suasana Ramadhan yang seharusnya untuk dipatuhi dan dihormati, “cetus Yones minngu (10/05).
Dikatakannya, seharusnya tidak beroperasi disuasana bulan suci saat ini, dan apalagi saat ini tengah pencegahan dalam memutus mata rantai pandemi Covid-19 . ” Pihak dianggap terkait diminta tegas untuk menertibkan lokasi itu karena sangat bertentangan dengan norma agama maupun peraturan Pemerintah serta Undang-Undang,” ungkapnya.
Hal senada juga dilontarkan ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Muara Enim, Imam Syafei, S. Pdi, bahwa meminta, aparat Kepolisian, Satpol-PP dan aparat berwajib lainnya, harus tegas dan berani menutup warung esek-esek sungai tebu yang sangat meresahkan masyarakat itu. Aparat jangan kesan tidak bernyali untuk menutupi warung esek-esek sungai tebu itu ,dan tidak boleh takut dengan segelintir oknum yang memanfaatkan keuntungan dalam menjalankan bisnis warung esek-esek alias lokalisasi Pelacuran tersebut. .
“Ya, jangan sampai Stigma masyarakat kepada pihak berwajib kurang bertaji, guna menutup warung esek-esek Sungai Tebu (STB). Sudah sering disampaikan agar warung esek-esek sungai tebu itu segera ditutup dan ditertibkan” ujar Imam
Dikatakan Imam, jelas banyak sekali hal-hal negatif yang ditimbulkan dari keberadaan warung esek-esek tersebut, mulai peredaran narkoba, minuman keras, serta perbuatan dosa dan maksiat lainnya, ini sangat meresahkan tentunya, disamping lagi menunaikan bulan puasa juga sekarang lagi disibukkan dengan melawan pandemi covid 19.
Pemerintah terus mengintruksikan untuk bersosial distancing dan phsykal distancing, ini bertolak belakang dengan intruksi pemerintah sedangkan warung esek-esek disungai tebu ini belum juga ditutup. Karena ditempat ini orang berkumpul datang dari mana-mana untuk menikmati dunia malam.
“Masyarakat sudah geram dengan keberadaan ini, aparat harus berani tutup dan bubarkan warung esek-esek ini, kalau perlu diputuskan aliran listriknya dan pasang garis pembatas atau disegel, selanjutnya aparat harus rutin untuk berpatroli untuk memastikan warung esek-esek yang suda ditutup tidak beroperasi lagi. ” Yang kita takutkan kalau Apara lamban tidak menutup kemungkinan masyarakat akan bergerak menutup sendiri warung esek-esek itu, ” ujar Imam
Lanjut Imam, Pengurus Cabang Nadlatul Ulama (PCNU) Muara Enim dalam kegiatan musyawarah cabang beberapa bulan yang lalu telah menghasilkan beberapa rekomendasi antara lain meminta kepada pemerintah daerah Kabupaten Muara Enim untuk menertibkan warung remng – remang seperti yag ada disungai tebu.
“Iya pada saat musyawarah kerja cabang (Muskercab) Seluruh pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan juga badan otonom GP Ansor sepakat meminta kepada pemerintah untuk menutup warung remang – remang seperti di sungai tebu ,”tegas Imam
“Tolong kami meminta kepada pemerintah daerah mengintruksikan kepada aparat Kepolisian, Satpol-PP dan dinas terkait lainnya untuk segera menutup keberadaan warung remang – remang tersebuat yang masih beroperasi untuk segera ditutup bel juga berhasil, karna masih ada sampai saat ini warung esek-esek sungai tebu belum juga ditutup sampai saat ini karna ini bulan suci Ramadhan,”tutupnya.(NVJ)