Pagaralam, Pelita Sumsel – Mengakhiri lawatannya di Kota Pagaralam, Jumat (20/12) siang. Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru melakukan silaturahmi dengan warga Kelurahan Pelang Kenidai Kecamatan Dempo Tengah.
Kehadiran gubernur ditengah-tengah warga Pelang Kenidai disambut dengan antusias dan penuh sukacita oleh warga setempat.
Ditempat ini Herman Deru mengucapkan terimakasihnya pada warga yang tetap menjaga kearifan lokal, adat istiadat serta bangunan rumah tua (bakhi) ditempat itu yang tetap terawat dengan baik.
Bahkan dalam pertemuan dengan gubernur warga meminta agar wilayah Pelang Kenidai dan sekitarnya dapat dijadikan sebagai salah satu kawasan tujuan wisata budaya di Kota Pagaralam.
“Saya dan rombongan hadir Pelang Kenidai selain untuk mengeratkan silahturahmi, juga untuk melihat secara langsung Pelang Kenidai yang kaya dengan kearifan lokalnya, adat, budaya, kesenian, bahkan rumah adat lama yang masih terawat dengan baik di sini,” tegas Gubernur H. Herman Deru mengawali sambutannya.
Apresiasi gubernur pada warga Pelang Kenidai bukan tanpa asalan, mengingat daerah setempat masih menjaga tradisi yang patut dibanggakan di tengah derasnya gempuran budaya asing yang masuk melalui kecanggihan teknologi dewasa ini.
“Kita tidak anti dengn kemajuan teknologi. Justru kecanggihan teknoligi kita akan serap untuk dimanfaatkan. Namun jangan sampai teknologi itu justru merusak kebudayaan kita seperti termakan hoax di media sosial yang marak tersebar,” tambahnya.
Herman Deru menyebut, semenjak lantik sebagai Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Indonesia di Malaka beberapa bulan lalu. Dirinya diberikan tugas untuk menjaga dan melestarikan akar budaya Islam di Indonesia tak terkecuali di Provinsi Sumsel.
“24 Provinsi di Indonesia ini mayoritas Melayu. Di Sumsel sendiri hampir seluruhnya berbudaya melayu dan mayoritas penganut Islam,” terangnya.
Terkait dengan viralnya di media, kasus harimau sumatera yang menyerang manusia. Herman Deru meminta warga Kota Pagaralam jangan merasa takut dan tetap beraktifitas sebagaimana bisanya. Sebab manusia pada prinsifnya adalah sahabat bagi alam.
“Harimau tidak akan menyerang bila habitatnya tidak diganggu. Maka jika melihat ada harimau atau hewan buas lainnya jangan di bunuh karena jika mereka diganggu dikhwatirkan akan menyerang balik. Apalagi keberadaan harimau sumatera populasinya kian menyusut dan terancam punah,” tandasnya sembari meminta para aparat dan tokoh sekitar secara aktif memupuk semangat masyarakat agar aktivitas warga kembali dapat berjalan dengan normal.