Palembang, Pelita Sumsel – Badko HMI Sumbagsel dengan tema Generasi Milenial Berjiwa Interprenuer di Era Digital, di Dipo Cafe jalan Angkatan 45 Palembang, jumat (1/11) malam.
Diskusi yang menhadirkan pengusaha-pengusaha muda di kota Palembang diantaranya, Pengusaha Properti dan Restoran, Qodri Usman, Pengusaha HIPm sekaligus Anggota DPRD Kota Palembang Pebby Anggi Pratama,, Ketua HIPMI Palembang, Hafiz Ramadhonie Memberikan motivasi kepada peserta pentingnya mencipta usaha.
Ketua umum Badko HMI Sumbagsel Bambang Irawan, umat Islam didunia pun sebenarnya sudah lama berbicara dan mengenal tentang enterprenuer tersebut, seperti sejarah Kenabian pun, dimana Rasullah kemandirian ekonominya ditopang dengan berdagang atau bahasa sekarang disebut Interprenuer.
“Artinya secara teori dan sejarah kader HMI itu sudah selesai mengkaji tentang milenial dan interprenuership, bicara di era digital dan di era bonus demigrafi,” jelas Bambang
Tinggal bagaimana HMI secara kelembagaan mampu, memberikan fasiltas kepada kadernya dan mahasiswa pada umumnya untuk membekali diri mereka dan mengoptimalkan skill yang ada dirinya menjadi seorang pengusaha untuk membantu perekonomian atau kemandirian perekonomian, karena itu merupakan tanda suatu negara akan maju.
“Setiap pengusaha muda, harus terus membuka wawasan, terus belajar, dan memperbanyak diskusi, karena dengan berproses seperti itu, mudah – mudahan setiap hambatan dalam menggiatkan suatu usaha bisa di lalui dengan baik,” ucap Qodri Usman
Sementara itu Anggota DPRD Kota Palembang, Pebby Anggi Pratama, mengatakan proses terebut harus dilalui setiap pengusaha, karena persaingan semakin ketat bukan hanya sesama milenial, tapi dari pengusaha yang sudah seniot, bahkan kita harus bersiang dengan negara lain di era digital ini.
“Kalau kita menutup diri, kita akan sulit beradaptasi dengan kondisi sekarang,”jelas Pebby, usai menjadi pembicara di talk show Badko HMI Sumbagsel dengan tema Generasi Milenial Berjiwa Interprenuer di Era Digital, di Dipo Cafe jalan Angkatan 45 Palembang, jumat malam(1/11/19).
“Untuk menembus persaingan itu, harus ada semacam pembeda dan itu harus dilakukan oleh kaum milenial, sehingga dia mampu lolos dari hambatan itu,” lanjutnya.
Bicara interpruership, dikatakan Ketua Badko Sumbagsel Bambang Irawan, umat Islam didunia pun sebenarnya sudah lama berbicara dan mengenal tentang interprenuer tersebut, seperti sejarah Kenabian pun, dimana Rasullah kemandirian ekonominya ditopang dengan berdagang atau bahasa sekarang disebut Interprenuer.
“Artinya secara teori dan sejarah kader HMI itu sudah selesai mengkaji tentang milenial dan interprenuership, bicara di era digital dan di era bonus demigrafi,” jelas Bambang
Tinggal bagaimana HMI secara kelembagaan mampu, memberikan fasiltas kepada kadernya dan mahasiswa pada umumnya untuk membekali diri mereka dan mengoptimalkan skill yang ada dirinya menjadi seorang pengusaha untuk membantu perekonomian atau kemandirian perekonomian, karena itu merupakan tanda suatu negara akan maju.
Sedangkan untuk menghadapi hambatan dalam memulai suatu usaha bagi pengusaha muda di Palembang, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Palembang, akan terus menggelar pelatihan dan seminar interprenuership.
Hal itu sangat perlu dilakukan, ungkap Ketua HIPMI Palembang, Hafiz Ramadhonie, agar pengusaha muda tidak ragu dalam memulai usaha dan tetap bisa mencari peluang terbaik dalam menghadapi persaingan usaha.
Tentunya nanti HIPMI Palembang dalan melaksanakan kegiatan itu nanti akan berkolaborasi dengan organisasi – organisasi pemuda, mahasiswa untuk memanjukan perekonomian palembang.
Sedangkan untuk Tren usaha sekarang di Palembang, dikatakan Hafiz adalah bisnis perumahaan banyak muncul developer baru, selain itu kopi dan makanan juga tumbuh pesat, tentunya pangsa pasarnya berbeda- beda.
“Jadi jangan khawatir, di Palembang masih banyak kekurangan interprenuer, kalau ada yang ingin gabung di Hipmi bisa langsung di IG kita, kebetulan target kita adalah menghimpun seribu pengusaha muda di Palembang,” tutupnya. (don)