Gambar_Langit Gambar_Langit

Optimis Sumsel Zero Karhutla, Deru Ajak Seluruh Elemen Untuk Lakukan Pencegahan

waktu baca 2 menit
Rabu, 31 Jul 2019 15:55 0 104 Putra Pamungkas

Palembang, Pelita Sumsel – Kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan dari tahun ketahun terus mengalami penurunan. Ini membuktikan masyarakat Sumsel telah memiliki kesadaran akan dampak yang ditimbulkan dari kebakaran baik dari segi lingkungan, kesehatan dan hukum yang akan diterima jika melanggar.

Hal tersebut diungkapkan Gubernur Sumsel H. Herman Deru dalam Talkshow dengan tema salah satu stasiun tv di Sumsel dengan tema “Mampukah Sumsel Zero Karhutla” bertempat di restoran Sri Melayu Palembang, Rabu (31/7).

Diungkapkan Herman Deru, bahwa dirinya sebagai kepala daerah tidak pernah jemu mengajak masyarakat Sumsel dalam mencegah Karhutla. Mulai dari masyarakat paling bawah hingga jalangan aparatnya diharapkan sinergi dalam mengantisipasi karhutla.

“Masyarakat terus kita berikan edukasi. Mulai dari tingkat sekolah dasar kita berikan pemahaman. Artinya kita lebih fokus pada pencegahan. Aparat juga saya minta tetap aktif dalam mencegah karhutla di Sumsel,” ungkapnya.

Ditegaskan Deru, terkait dengan tema Sumsel Zero Karhutla, dirinya optimis akan dicapai. Mengingat kesiapsiagaan yang telah dilakukan pemerintah daerah dan jajaran. Mulai dengan peralatan pemadaman secara tradisional hingga peralatan canggih seperti water booming jika sewaktu-waktu dibutuhkan akan dilakukan. “Kalau zero karhutla Insya Allah biso,” ucapnya.

Menurutnya, potensi karhutla di Sumsel sangat besar terjadi seperti di Kabupaten OKI, OI, Muaraenim, Muba, Banyuasin. Meski demikian pihaknya sudah sangat maksimal dalam mencegah Karhutla di Sumsel.

“Kita sudah sangat maksimal, mengatasi karhutla di Sumsel terlebih lahan gambut kita 1,4 juta hektar yang semuanya rawan terbakar,” terangnya.

Masih dikatakan, lahan gambut di Sumsel jika dikelola dengan baik akan memberikan nilai ekonomi pada masyarakat. Karena itu secara bertahap lahan gambut tersebut akan dikelola dengan baik sesuai dengan peruntukan dengan tetap memenuhi aspek hukum yang ada.

“Sumsel selama ini memang disorot oleh pemerintah pusat terkait dengan karhutla. Namun kedepan bagaimana kita memanfaatkan lahan yang mudah terbakar agat bernilai ekonomis bagi masyarakat,” imbuhnya.

Dirinya juga mengingatkan perusaahan perkebunan di Sumsel juga harus perhatikan upaya pencegahaan karhutla. Sebab 99 persen penyebab karhutla adalah karena faktor manusia. Sedangkan sisanya karena faktor alam.

“Kalau petani di pelosok desa sudah ada kesadaran. Ini tidak lain karena aktifnya aparat mengingatkan melalui spanduk yang memuat acaman hukum bagi pelaku pembakaran,” tungkasnya. (ril/yf)

LAINNYA