Gambar_Langit

Hadapi Puncak Kemarau, Sejumlah Peralatan Distanbykan BPBD OKUT

waktu baca 2 menit
Senin, 1 Jul 2019 13:06 0 127 Admin Pelita

OKU Timur, Pelita Sumsel – Puncak musim kemarau di OKU Timur menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diperkirakan bulan Agustus hingga September. Kendati demikian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU Timur terus melakukan koordinasi dan persiapan dengan pihak terkait. Hal ini disampaikan Kepala BPBD OKU Timur MGS. H. Habibullah kepada Media diruang kerjanya, Senin (01/07/2019).

“Sejak Februari kita mulai siap siaga menghadapi kemarau tahun ini, mulai dari menggelar apel kesiapsiagaan peralatan, secara intensif terus melakukan rapat koordinasi dengan Satgas Karhutbunla, TNI/Polri perusahaan perkebunan dan Instansi terkait lainnya” ucap Habibullah.

Kebakaran salah satu dampak dari musim kemarau, kondisi cuaca panas mudah sekali menimbulkan api. Untuk menangtisipasinya BPBD dan pihak terkait telah menyiapkan sejumlah peralatan diantaranya, 7 kendaraan damkar stanby, 1 kendaraan roda dua rescue, 50 tank semprot yang disebar ke 20 posko TRC Kecamatan, 50 tank semprot juga distanby di kantor BPBD. Serta peralatan perlengkapan yang siap diperbantukan dari perusahaan perkebunan. Selain kebakaran, musim kemarau juga memicu terjadinya kekeringan air yang membuat masyarakat kekurangan pasokan air bersih.

“Untuk mengantisipasi kekurangan air bersih ini kita akan koordinasi dengan PDAM untuk melakukan program droping air diwilayah rawan kekeringan serta memantau kesiapan bung air Desa,” ujarnya.

Habibullah menghimbau, pada musim kemarau ini masyarakat agar dapat memperhatikan betul terhadap peralatan listrik dirumah juga kompor dapur. Hal ini untuk kewaspadaan dini dalam menghindari terjadinya kebakaran. Dia juga menghimbau kepada perusahaan perkebunan agar menstandbykan petugas pemantau di perkebunan masing-masing agar mencegah terjadinya kebakaran hutan.

“Masyarakat yang akan bepergian agar mengecek dulu instalasi listrik dan sambungan listrik lainnya dan kompor. Karena ini biasanya menjadi salah satu penyebab kebakaran. Kita juga akan terus pantau perusahaan perkebunan terhadap kesiapan meraka dalam mencegah kebakaran hutan,” tegasnya. (fah)

LAINNYA