Palembang, Pelita Sumsel – Wabah nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) saat in memasuki musin penghujan saat mengkwatirkan masyarakat. Dari catatan Dinas Kesehatan Kota (Dinkes) Palembang tahun 2019, pada januari 2019 ini penderita wabah DBD mencapai 150 orang. Sedangkan, bulan Februari ada 21 orang.
“Angka kejadian terkena DBD, sesuai data masuk ditahun 2019, yakni Kecamatan Sako yang terbanyak, setelah itu disusul Jakabaring dan Sukarame, untuk di Kecamatan Sako, bukan melihat dari jumlah, tetapi dilihat dari penyakit angka kejadian dan insiden rate, seterusnya dibagi jumlah penduduk dikali 100 ribu. Jadi per 100 ribu mencapai 29,1 persen,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang, dr Hj Letizia M.Kes melalui Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, dr Fauzia M.Kes, saat dibincangi di ruang, Senin (11/2).
Hal ini melebihi target Kementerian Kesehatan untuk diambang batas kasus DBD, harus dibawah 49 per 100 ribu.
“Memang, jika dilihat dari ambang batas Kemenkes RI, Pemkot masih dibawah itu, tetapi mesti diupayakan kemandirian masyarakat terutama digalakkan setiap rumah harus bertanggung jawab untuk memantau setiap jentik nyamuk,” terangnya
Dijelaskan, Kebanyakan wabah penyakit itu, seperti di kolam-kolam dan ban bekas, sebagai tempat genangan air, ketika musim hujan
“Jika anak demam mendadak 1-2 hari panas tidak turun disertai sakit kepala dan pendarahan, silakan langsung bawa ke Fasiltas Kesehatan (Faskes) atau ke dokter untuk dipastikan apakah anak tersebut terkena DBD atau tidak,” ucapnya
Dikatakan Fauzia, Kebanyakan masyarakat yang terkena demam berdarah tidak langsung di bawah kedokter, sehingga penderita terlambat dan menyebabkan meninggal dunia.
“Tren penyakit DBD dari bulan januari – februari biasanya sangat tinggi, karena daya tahan telor bisa mecapai 6 bulan. Apalagi, saat kelembaban tinggi bisa menjadi nyamuk dewasa. Pada saat musim hujan perindukan tempat – tempat nyamuk pasti ada, seperti tempat genangan air dan tumpukan sampah,” pungkasnya
“Alhamdulillah, sampai saat ini data Rumah sakit dan Puskesmas belum ada korban jiwa yang terkena DBD,” tuturnya
Selain itu, tempat-tempat tersebut, kebanyakan pada rumput- rumput berlembab sebagai tempat persembunyian nyamuk demam berdarah. Diharapkan Program Gotong Royong agar terus berlanjut supaya di ikuti semua warga.
” Gotong royong ini harus dilakukan seminggu sekali, karena siklus nyamuk dalam jangka 7-10 hari akan menjadi nyamuk dewasa. Utamanya, masalah kebersihan lingkungan,” paparnya
“Kedepan, walaupun pihak Dinkes Kota telah melakukan penyuluhan, tetapi perilaku masyarakat untuk meniadakan lingkungan masih belum tampak, otomatis peningkatan pengetahuan masyarakat kurang tetap,” tambah dia
Untuk itu, Dinkes kota tahun 2019 akan mengundang pihak lintas sektor. kemungkinan akan menggalakkan sektor kerja untuk penanggulangan DBD di tingkat kota, kecamatan dan kelurahan.
Karena masalah DBD ini, tidak hanya terkait masalah kesehatan tetapi lingkungan itu perlu di galakkan.
“Dinkes kota juga melakukan meningkatkan kapasitas petugas.
Masyarakat bukan hanya melakukan pencegahan tetapi harus mengenali penyakit DBD, ketika anak demam mendadak, dan memastikan apakah anak tersebut terkena penyakit DBD atau tidak jangan sampai terlambat.” pungkasnya