Muara Enim, Pelita Sumsel – Insiden tewasnya seseorang yang tersambar Kereta Api jenis Babaranjang di perlintasan Rel KA Tebing Bantaian Desa Panang Jaya Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muara Enim pada Rabu (06/02) sekitar pukul 09:00 Wib, ternyata akrab dipanggil Pakde oleh masyarakat setempat.
Menurut beberapa saksi mata yang ikut membantu aparat mengangkat mayat dari pinggiran rel perlintasan Kereta Api tersebut, bahwa korban tewas disambar Kereta itu karena ia sudah tua, dan juga kurang pendengaran.
“Beliau(korban/red) sudah sering mondar mandir dikawasan ini, akrabnya korban dipanggil Pakde, dan korban sudah bertahun tahun tinggal di simpang Benakat yang tidak jelas tempatnya ,” ujar Dodi (40) warga setempat.
Hal senada juga dikatakan Tabrani (55), korban sebelum tewas sudah diteriaki oleh petugas penjaga perlintasan, Namun karena diduga kurang pendengaran korbanpun terpental disambar kereta hingga tewas seketika,” ungkap Tabrani
Sementara menurut mereka usia Pakde itu diperkirakan (70 )tahun, dan korban sudah sering mondar mandir dikawasan perlintasan Rel Kereta Api tersebut,dan juga korban berdasarkan informasi masyarakat setempat tidak mempunyai sanak saudara.
Sementara dari dari Humas Polres Muara Enim Perihal Kejadian tersebut, membenarkan kejadian itu.Korban yang tewas ditempat terserempet Kereta Babaranjang bermuatan batu bara dari arah Stasiun Tanjung Enim menuju arah Kertapati Palembang. TKP Perlintasan Rel Kereta Api Bantaian KM 372 + 1/2 antara Stasiun Penanggiran – Stasiun Gunung Megang masuk area Dusun VII Desa Gunung Megang Dalam Kec. Gunung Megang.
Adapun Masinis Kereta Api yang menyerempet korban yakni, Merwansyah(38) sebagai pegawai PT KAI, warga Palembang ,dan Asisten Masisinis Faisal (33) Pegawai PT. KAI warga Palembang.
Dalam peristiwa itu telah ditangani pihak Polsek Gunung Megang Polres Muara Enim,dan kini mayat panggilan akrab Pakde itu dikebumikan di TPU Desa Gunung Megang Dalam Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muara Enim Sumsel. (JNF)