Palembang, Pelita Sumsel-Lembaga survei Stratak Indonesia merilis hasil survei mereka yang digelar Bulan Mei 2018. Hasilnya pasangan Herman Deru – Mawardi Yahya unggul jauh di atas pesaingnya. Saat responden ditanya dan diberikan alat bantu berupa simulasi kertas suara, pasangan Herman Deru – Mawardi Yahya dipilih oleh 43,88 persen. Dodi Reza Alex – Giri Ramanda Kiemas dipilih oleh 19,11 persen. Ishak Mekki – Yudha Pratomo dipilih oleh 16,22 persen dan pasangan Aswari Riva’i – Irwansyah dipilih oleh 10,91 persen. Sementara yang belum memutuskan sebesar 9,88 persen.
Oktarina Sobardjo ditektur Stratak Indonesia menjelaskan wawancara tatap muka dilakukan tepatnya dari tanggal 6 sampai 11 Mei 2018. Responden adalah masyarakat Sumsel yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 820, dengan margin of error sebesar ± 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. “Melihat data ini hampir dapat dipastikan pilkada Sumsel akan dimenangkan oleh pasangan Herman Deru – Mawardi Yahya,” paparnya saat diskusi “Peta Kekuatan Jelang Pencoblosan” yang disampaikan di Palembang, Senin, (21/5).
Sementara Agusta Surya Buana dari Forum Pemerhati Pilkada Sumsel menyampaikan, setidaknya ada beberapa informasi hasil survei kuantitatif yang berhasil dihimpun lembaganya yakni survei yang dilakukan Konsepindo Research and Consulting Jakarta, survei Pusdeham Surabaya dan paling akhir adalah dari Lembaga Survei Strategi dan Taktik (stratak) Indonesia, kesemuanya menempatkan pasangan Herman Deru – Mawardi Yahya sebagai kontestan dengan elektabilitas tertinggi.
Agusta Surya Buana menyampaikan ada beberapa akrobat politik yang dilakukan timses atau pendukung paslon tertentu dengan misalnya mengumbar polling media on line atau polling surat kabar, namun metode polling seperti itu sama sekali tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. “Itu main-main saja, hiburan. Mungkin menghibur diri dari peta survei ilmiah yang sesungguhnya,” ujarnya.
Agusta Surya Buana menambahkan akrobat paling berbahaya yang akan mencederai demokrasi dan merusak pilkada Sumsel adalah dimanfaatkannya ajang sosialisasi Asian Games untuk kampanye salah satu paslon. Banyak pihak sudah mengadukan persoalan ini bahkan hingga ke Kemenpora dan wapres selaku panitia Asian Games (ril).