Palembang, Pelita Sumsel-Mengingat 2015 lalu Sumatera Selatan menjadi salah satu dari sembilan provinsi yang menyorot perhatian dunia, terkait sekitar 700 hektar lebih hutan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) hangus rusak terbakar. Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutlah) menjadi perhatian tersendiri untuk seluruh elemen masyarakat Sumsel, terlebih dalam menyongsong tiga agenda besar baik itu berskala nasional maupun internasional antara lain, Asian Games 2018 nanti yang mendatangkan 45 negara Asia termasuk tiga macan Asia yaitu Korea, Jepang dan China, MotoGP pertama di Indonesia dan ketiga di Asia Tenggara setelah di Sepang Malaysia dan Singapura, serta yang ketiga agenda berskala nasional diselenggarakan di Sumsel yakni Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, namun hadirnya tiga agenda besar tersebut yang tak kalah menyorot perhatian adalah karhutla.
Seperti dalam hal ini Pelaksana tugas Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel Joko Imam Sentosa memberi arahan dalam Focus Group Discussion (FGD) Kemitraan Pengelolaan Lansekap Ekoregion (Kolega) Sumsel, dalam rangka menciptakan South Sumatera Green Growth.
Di Ruang Rapat Lt. 3 Bappeda Prov.Sumsel Joko mengatakan, dalam mencegah karhutlah tidak hanya menjadi tugas Pemerintah Provinsi Sumsel saja. Menurutnya keterkaitan elemen masyarakat tanpa terkecuali menjadi sarana yang tepat dalam mencegah karhutlah. Apalagi 2017 nanti dikabarkan lebih panas dan lebih lama. Hal ini juga yang membuat Gubernur Sumatera Selatan H. Alex Noerdin dengan perjuangannya berhasil meraih kesempatan diselenggarakannya Bonn Challenge High Level Meeting 9-10 Mei nanti.
Hadirnya Bonn Challenge nanti tujuannya untuk berkontribusi terhadap landskap hutan yang bakan membangun tujuan ganda antara kepentingan sosial dan lingkungan, mitigasi dan perubahan iklim. Sebagai informasi juga lanjut Joko, tantangan Bonn Challange adalah suatu inisiatif dan ide yang besar dari pemimpin-pemimpin dunia yang peduli perubahan iklim dalam melakukan restorasi lanskap hutan yang kritis.
“Oleh sebab itu forum diskusi seperti ini menjadi kegiatan yang sangat mengedepan dan strategis, terlebih dalam menyongsong tiga agenda besar dalam tahun yang sama, semua agenda akan terancam kalau ada karhutlah,” tegas Joko
“ Saya berharap dimensinya Focus Group Discussion ini berjangka panjang sekaligus Saya berharap juga memiliki akses secara internasional, sehingga yang dunia selalu menuntut Inndonesia sebagai paru-paru dunia betul-betul diselenggarakan pemeliharaannya secara seimbang,” harapnya
Masih Joko, Bonn Challenge akan dapat mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan dapat menghasilkan manfaat di tingkat lokal, nasional, Internasional. Bonn Challenge sendiri akan dihadiri oleh 30 Negara/perwakilan negara, CEO Internasional NGO serta 11 Gubernur di Indonesia.
Turut hadir dalam kesempatan ini Staf Ahli Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Bidang Perubahan Iklim Najib Asmani, dan Narasumber Prof. Sri Damayanti (ril)
Tidak ada komentar