Palembang, Pelita Sumsel- Kementerian LHK juga membuat program untuk menaggulangi produksi sampah yang dihasilkan yakni bank sampah. Bank sampah ini sendiri salah satu upaya selain pemanfaatan insinerator untuk mengurangi produksi sampah dan dibentuk selain oleh masyarakat yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat juga namun juga digerakan oleh swasta.
“Untuk di Indonesia saat ini ada 5.000 bank sampah. Selain bank sampah, kita juga melibatkan anak usia dini untuk menjadi penggerak dan penjaga kebersihan. Di sejumlah kota besar, sudah ada digerakkan program ini, namun ini perlu diperluas dan diperbanyak,” jelas Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Racun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Tuti Hendrawati Minarsih, usai membuka Pembukaan Rapat Kerja Pengelolaan Sampah, Limbah, Dan Bahan Berbahaya Beracun (B3) di Palembang, Rabu (15/3).
Walikota Palembang, Harnojoyo menegaskan, sebagai salah satu upaya menangani permasalahan sampah yakni dengan memperbanyak bank sampah. Ia menjelaskan upaya memperbanyak bank sampah ini sudah dimulai dilakukan tahun ini. Saat ini sudah ada 58 bank sampah yang dibentuk masyarakat dan pihak swasta.
“Akan kita memperbanyak lagi,” ungkap dia.
Bahkan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang juga akan mempercepat upaya pembangunan insinerator yang menggandeng investor dari luar negeri. “Sekarang masih dalam tahap rencana dan persiapan,” kata dia.
Diakuinya, sumber sampahnya berasal dari TPS yang ada di Palembang. Dimana insinerator itu dapat menunjang listrik dengan kapasitas megawatt. (ra)
Tidak ada komentar