Palembang, Pelita Sumsel- Sebanyak 1.350 lebih personel gabungan penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutlah) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2017 mengikuti apel kesiapsiagaan personil berikut peralatan lengkap di halaman Griya Agung Palembang, Sabtu (18/2).
Personel gabungan ini meliputi TNI, Polri, Kehutanan, Tagana, Manggala Agni, Pramuka, SAR, Perkebunan, Perusahaan Perkebunan, Perusahaan HTI, BPBD Kabupaten/Kota di Sumsel, serta stakholder lainnya.
Apel dipimpin Gubernur Sumsel H Alex Noerdin, dan dihadiri langsung Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Kepala BNPB RI, Willem Rampangiley, Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs. Agung Budi Martoyo Msi, Plt. Kepala BPBD Provinsi Sumsel, Iriansyah, para Staf Ahli Gubernur Sumsel, Asisten, Kadis, Kaban, Karo dan Kasat dilingkungan Pemerintah Provinsi Sumsel.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin dalam kesempatan ini menegaskan bahwa Karhutlah harus dicegah sedini mungkin dengan mengajak semua pihak untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam upaya mencegahan.
“Pertengahan Febuari 2017 telah terpantau 11 titik api, namun alhamdulillah sudah bisa dikendalikan. Sampai akhir 2017 Sumsel masih dalam status siaga karhutla,” ungkap orang nomor satu di Sumsel ini.
Dijelaskan Alex Noerdin, keberhasilan penanggulangan Karhutla diwilayah Sumsel 2016 lalu cukup signifikan dari tahun sebelumnya, terbukti dengan terkendalinya jumlah titik api (hotspot) berkurang sebesar 99,7 persen.
Menurutnya, keberhasilan itu bukanlah akhir dari sebuah perjuangan, melainkan masih ada babak baru yang harus dihadapi, apalagi Sumsel akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar Asian Games 2018.
“Kita harus bekerja lebih ekstra lagi tahun ini dengan mempertahankan serta meningkatkan pencapaian kita agar kedepannya lebih baik lagi. Kalau masih terjadi Karhutla, Asian Games tidak akan bisa berlangsung tentu hal ini bukan yang kita harapkan,” terangnya.
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan, permasalahan Karhutla menjadi perhatian serius Presiden RI Joko Widodo dengan memberikan arahan langsung agar tahun ini kemampuan pengendalian Karhutla harus optimal, karena di 2017 diperkirakan akan mengalami musim kemarau yang cukup panjang. Selain itu, di 2018 akan ada Asian Games di Jakarta dan Palembang sehingga tahun ini akan menjadi penentu apakah betul-betul bisa dilakukan pengendalian Karhutla sejak dini.
“Kita ingin memastikan semua unit baik dari pencegahan maupun penanganan Karhutla harus benar-benar siap,” terangnya.
Lanjut Teten Masduki, beberapa hari lalu Presiden Joko Widodo sudah memanggil Badan Restorasi Gambut untuk memastikan restorasi gambut tahun ini seluas 400 Ribu Hektare bisa tercapai, dan restorasi ini sangat penting dilakukan kerjasama dengan para pemilik kebun karna sebagian besar lahan restorasi berada di wilayah perkebunan.
“Perusahaan perkebunan harus memiliki manajemen pengelolaan gambut yang lebih baik dan harus ada alat deteksi elektronik yang bisa mengukur permukaan air gambut serta fasilitas lain seperti tersedianya sumur bor dan tower pemantauan. Semua ini saya kira akan dilakukan audit oleh Kementrian LHK kepada perusahaan perkebunan agar menjaga konfeksi lahan yang diberikan dengan baik,” tegasnya.
Sementara, Kepala BNPB RI Willem Rampangiley mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi keberhasilan pencegahan Karhutlah di diwilayah Sumsel tahun 2016 lalu. Menurutnya, tugas penanggulangan karhutlah ini tidak semakin ringan karena harus dilakukan kerja keras bersama dan berkolaborasi dengan faktor cuaca.
“Keberhasilan dalam menjalankan tugas penanggulangan Karhutla tahun ini akan menjadi indikator di tahun- tahun yang akan datang, jangan cepat puas dengan keberhasilan di 2016, lakukan upaya pencegahan sebaik-baiknya, kalu ada Api sekecil apapun padamkan segera,” imbuhnya kepada para peserta apel.
Dalam kesempatan ini dilakukan juga penandatanganan kesepakatan bersama kolaborasi pencegahan dan pemadaman Karhutla antara perusahaan HTI APHI dengan GAPKI dilakukan langsung Ketua GAPKI Sumsel Hari Hartanto dan Ketua APHI Sumsel Iwan Setiawan. Selain itu, dilakukan juga penandatanganan kerjasama dukungan program Sustanaible Development Goals antara Pemerintah Provinsi Sumsel dengan Yayasan Belantara, dilakukan langsung Gubernur Sumsel Alex Noerdin dan CEO Yayasan Belantara, Agus P Sari.
Untuk diketahui, salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam penanggulangan Karhutla di wilayah Sumsel yakni Asia Pulp & Paper (APP Sinar Mas) melalui program Integrated Fire Management (IFM), Desa makmur peduli api (DMPA) dan berbagai program lainnya. (ril/yf)
Tidak ada komentar