Palembang,Pelita Sumsel – Nampaknya keserasian antar keanekaragaman agama di Sumatera Selatan semakin mencerminkan wonderfull Sumatera Selatan (Sumsel). Terbukti seperti terlaksananya even festival tahunan yakni Festival Imlek Indonesia 2017 yang dihadiri langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan H. Alex Noerdin di Palembang Sport and Convention Centre (PSCC) Jalan POM IX Sabtu (11/02).
Festival ini dihadiri ratusan masyarakat dari berbagai macam etnis dan budaya, adapun rangkaian acara mengkhiasi PSCC antara lain tarian-tarian dari budaya Tionghoa, nyanyian Tionghoa, serta penampilan drama Legenda Pulo Kemaro yang merupakan icon kota Palembang, sehingga membuat festival semakin meriah. Festival Imlek Indonesia 2017 ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel bersama Kompas Gramedia Sumsel.
Pada kata sambutanya Alex menguraikan, luar biasa keberagaman yang ada di Bumi Sriwijaya, walaupun berbeda ras, suku dan agama tidak menjadi kerusuhan di Sumsel. Di Indonesia hanya ada 8 kota yang menyelenggarakan festival imlek Indonesia ini, tidak semua provinsi bisa menyelenggarakan kegiatan yang luar biasa ini.
“Nah ya memang begitula Sumsel, setiap daerah mempunyai bahasa yang beranekaragam, seperti yang kalian lihat tidak pernah dan tidak akan pernah terjadi kerusuhan di Bumi Sriwijaya ini,” terangnya
Dikatakan Alex, Sumsel itu memiliki banyak kebudayaan mulai dari kebudayaan China sampai kebudayaan Arab, tentu saja inilah yang menarik dari Sumsel. Sumsel tidak akan menjadi tuan rumah Asian Games kalau terjadi kerusuhan dan tidak aman. Festival Imlek ini merupakan festival yang luar biasa apalagi menampilkan tarian-tarian yang sangat memukau.
“Saya akan tampilkan tarian Tionghoa ini di Griya dan berkombinasi menjadi variasi yang berbeda dari tarian yang ada,” ujar peraih Bintang Mahaputra di sela-sela kata sambutanya
“Terimakasih kepada Kapolda dan Kesdam yang telah menjaga kerukunan dan kebersamaan di Sumsel ini, Saling menghormati saling menghargai itulah sumatera selatan,” ucapnya
Adapun Deputi Pengembangan Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata RI, Prof.DR. I Gede Pitane, mengatakan, Festival seperti ini merupakan salah satu cara yang efektif, yang dimana akan bermuara even-even budaya di Sumsel. Even seperti ini harus diteruskan, karena festival ini bisa disebut juga jendela merayakan kebhinekaan yang berujung wonderfull Sumsel. Pariwisata adalah sektor yang paling tepat dalam pengembangan devisa negara, oleh karena itu pariwisata merupakan penghasil devisa utama yang mampu mengalahkan sektor sumber daya alam.
“Kami dari Kementerian Pariwisata mendukung festival seperti ini, jayalah NKRI dalam naungan kebhinekaan,” tegasnya
Dalam festival ini juga ada peragaan busana dari Salsabila Comunnity. Salsabila Community beranggotakan 30 orang merupakan komunitas sosialita dengan berbagai macam latar belakang profesi. Mulai dari dokter, notaris, dosen, pengusaha, sampai ibu rumah tangga yang berjiwa muda dan aktif serta berkomitmen untuk ikut serta dalam kegiatan yang menjadi agenda Salsabila Community.
Inisiator pencetus Salsabila Community adalah Hj. Lury Elza Alex yang merupakan anak kedua dari pasangan H. Alex Noerdin dan Eliza Alex Noerdin. Tak hanya urusan dunia saja, Salsabila Community juga menyeimbangkan kegiatan dunia akhirat.
Agenda bulanan yang dilakukan oleh Salsabila Community antara lain melakukan kegiatan membantu sesama yang kurang beruntung, tak hanya itu Salsabila Community juga melakukan kunjungan berkala ke panti jompo, panti werdha dan panti sosial serta pemberian bantuan terhadap daerah-daerah yang terkena bencana, pengembangan usaha, pengajian dan donor darah.[rill/yf]
Tidak ada komentar