PALEMBANG, Pelita Sumsel – Aktivitas 34 Anak-anak Tuna Netra sangat bersemangat pagi ini selasa (6/12), seperti biasanya melakukan kegiatan belajar di ruangan kelas Panti rehabilitasi penderita cacat netra (PRPCN) Jalan Sosial Palembang, di ruangan kelas biasa mereaka belajar membaca dengan menggunakan huruf Braille. Tuna netra adalah orang yang tidak dapat melihat apapun yang ada disekeliling mereka namun dengan belajar dan berinteraksi mereka terus mengembangkan diri
Salah satunya M Risky Aldriansyah pelajar tunanetra yang memiliki kemampuan membaca Alquran dan menghapalkan Alquran, ketika kiki panggilan akrabnya di uji oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumatera Selatan (Kadinsos Sumsel), Belman Karmuda saat melakukan kunjungan PRPCN kagum dengan semangat kiky dalam membaca alquran.
“Saya terenyuh saat melihat kiki salah seorang tuna netra melantunkan ayat ayat alquran, dan ini harus menjadi perhatian pemerintah, kedepan terutama dinas sosial akan berupaya melengkapi sarana dan prasarana, terutama untuk tenaga pengajar kita upaya ada bantuan dari dinas pendidikan” Jelas Belman
Kedatangan Belman hari ini pada awalnya ingin menegaskan kembali tentang amanah UU. Nomor 23 thn 2014, pembagian kewenangan termasuk pelayanan rehabilitasi sosial terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi
“Pada Januari 2017 Nanti kewenangan panti rehabilitas ini, yang selama ini kewenangan kabupaten/ kota akan kembali menjadi kewenangan provinsi” Tegasnya
Namun, setelah melakukan kunjungan ini Belman merasa ada tanggung jawabnya sebagai orang yang selama ini selalu melakukan hal-hal sosial, dan sebagai Plt Kadinsos akan selalu berupaya agar mereka mendapat kenyamanan dalam beraktivitas.
Setelah berkeliling melihat kondisi saat berkunjung ke PRPCN ini dan melihat aktivitas PRPCN, kadinsos “nyentrik” dan menarik ini melanjutkan kunjungan ke Panti Rehabilitasi-Panti Gelandangan dan Orang Terlantar (PR-PGOT) di jalan Pangeran Ayin Kenten, Plt Kadinsos Sumsel Belman Karmuda sangat prihatin melihat kondisi penghuni PR-PGOT yang memiliki latar belakang yang berbeda. Disini penghuni bukan hanya tidak waras saja tapi orang yang terlantar dan gelandangan yang terjaring operasi. Kebanyakan mereka masih memiliki keluarga.
“Saatnya kita semua peduli dengan sesama, melihat langsung mereka ini masih memiliki harapan untuk maju kedepan tinggal bagaimana kita membangkitkan semangat dan gairah mereka untuk berkarya dan segera lakukan pembenahan. Pada kesempatan ini juga kami mengetuk para donatur dan dermawan untuk sama-sama peduli juga perusahaan yang memilik CSR untuk ikut juga berpartisipasi” Pungkasnya.
Sementara Kepala Panti Indi Hartono menegaskan bahwa jangan melihat kondisi panti yang bisa di katakan tidak strandar kelayakan, disebabkan yang di urus ini adalah orang yang tidak memiliki nalar yang sama dengan kita. Namun PGOT tetap melakukan upaya-upaya untuk membina dan merawat para Anjal dan Orang terlantar
“PGOT setiap hari menerima orang terlantar dan Anjar yang terjaring razia ataupun di antar oleh masyarakat, kita harus memiliki jiwa sosial tinggi karena mereka adalah manusia juga, ” jelas Indi Hartono yang sudah 10 tahun mengabdikan diri di PGOT ini
Dijelaskannya bahwa penghuni PGOT setiap hari melakukan rutinitas dimulai subuh sampai menjelang tidur, Cuma sebulan sekali para anjal ini di ruqyah untuk menenangkan mereka. (Wwn)
Tidak ada komentar