PALEMBANG, PelitaSumsel.com – Pemerintah provinsi Sumatera Selatan (pemprov Sumsel) melakukan soft launching South Sumatera Smart School serta melakukan penandatanganan fakta integritas sekolah bebas narkoba sekaligus silaturahmi Gubernur Sumsel dengan 750 Kepala SMA/SMK Negeri/Swast se-Sumsel, di Griya Agung, Jumat (7/10).
Gubernur Sumsel, H. Alex Noerdin dalam sambutannya mengatakan bahwa kewenangan SMA/SMK sebaiknya memang dikembalikan kepada pemprov Sumsel sebagai upaya meringankan tugas pemerintah kabupaten/kota.
“Selain itu juga memberikan kebebasan ruang gerak promosi supaya tidak sempit hanya di kabupaten/kota saja dan para guru juga jangan dipolitisasi kalau ada pemilu di kabupaten,” katanya.
Alex Noerdin juga menegaskan bahwa pendidikan adalah prioritas pertama pembangunan di Sumsel, setelah itu baru kesehatan dan lapangan pekerjaan.
“Tiga prioritas pembangunan ini terus konsisten dikembangkan pemerintah, mengapa pendidikan?, mengapa kesehatan? semua ini tujuannya adalah peningkatan SDM kita agar bisa bersaing pada era globalisasi saat ini,” jelasnya
Karena saat ini, sambung Alex, kita sadari telah kehilangan satu generasi dibandingkan dengan negara lain, karena generasi muda saat ini belum sempat mendapatkan pendidikan yang wajar.
“Terlibat narkoba yang sudah masuk di Sekolah Dasar, SMP, SMA apalagi, pokoknya masuk ke semua lapisan. Nah, bagaimana generasi ini bisa bersaing kedepan? Inilah tugas kita bersama yang harus kita hadapi dan selesaikan. Terutama untuk 750 kepala sekolah yang hadir,” pungkas Alex
di tambahkan kepala Dinas Pendidikan Wibowo bahwa terkait masalah pendidikan yaitu membawa para guru-guru Sesumsel ini untuk lebih meningkatkan pendidikan guna memperkuat kualitas mengajar.
“Mudah-mudahan kedepannya bisa dibina lebih baik, oleh karena itu dibentuk UPTD di daerah supaya tidak harus ke palembang” katanya
Lanjut ia mengatakan untuk sarana prasarana SMA SMK relatif lebih baik dari pada SD itu kongkrit karena selama ini di ambil oleh APBN bukan dari orang tua atau masyarakat lain tapi kalau untuk SMA dari APBN biasanya begitu.
“Saya yakin untuk sekolah yang rusak untuk SMA dibawah sedikit dibawah 78% saya kira, kebayakan mereka mobiler karena frekuensi pengurangannya tinggi dan cepat rusak itu yang saya lihat, yang kedua jaringan internet seperti yang dicobakan yang tadi. Kita bermimpi tahun depan ujian nasional menggunakan komputer karena kita pengen bukan hanya nomor 1 untuk persentasenya “
Di tambahkan Wibowo, untuk sekolah digital mulai berangsur-angsur untuk latihan, nanti saya dorong untuk proses belajarnya mengajarnya dengan konfesional, kita akan ubah dengan modern, modern itu salah satunya menggunakan digital atau internet”tutupnya. (ril/Daf)
Tidak ada komentar